1. Karena merasa tidak aman tentang keuangan dan karier
Banyak keluarga yang memiliki penghasilan ganda, di mana suami dan istri sama-sama bekerja.
Meski begitu, pria masih lebih cenderung mengekspresikan kecemasan terhadap karier dan keuangan dibandingkan perempuan.
"Laki-laki dibesarkan, sebagian besar, untuk menjadi penyedia. Ketika mereka merasa tidak menyediakan, atau mereka tidak siap, rasa tidak aman akan meresap," kata Abby Rodman, penulis buku Should You Marry Him?
Rasa tidak aman ini bukan hanya tentang harga diri mereka sendiri, tetapi juga nilai mereka sebagai pacar, suami, atau ayah.
Selain itu, pria juga lebih cenderung mendefinisikan diri semata-mata dengan pekerjaan mereka, sehingga bisa sangat menyakitkan jika terjadi masalah ekonomi.