Lagi! Data Pengguna Aplikasi Kredit asal Indonesia Bocor dan Diperjualbelikan Secara Bebas

By Ratih, Selasa, 4 Agustus 2020 | 17:02 WIB
Lagi! Data Pengguna Aplikasi asal Indonesia Bocor dan Diperjualbelikan Secara Bebas (GridHOT)

NOVA.id - Sektor digital Indonesia kembali diguncang kabar kebocoran data pengguna salah satu aplikasi financial technology (fintech).

Publik tentu masih ingat kasus bocornya data salah satu perusahaan Unicorn asal Indonesia yang menggegerkan beberapa waktu lalu.

Kini, data milik perusahaan teknologi asal Indonesia yang bergerak di bidang finansial (fintech), Kreditplus, yang diduga bocor dan dijual bebas di internet.

Baca Juga: Dijuluki Pengacara 30 Miliar, Hotman Paris Ternyata Sedang Stres Berat karena Bisnis Propertinya Sepi: Jujur, Gua Sudah Hancur-hancuran!

Hal ini diketahui berdasarkan laporan terbaru dari firma keamanan siber asal Amerika Serikat, Cyble.

Berdasarkan laporan tersebut, ada sekitar 890.000 data nasabah Kreditplus yang diduga bocor.

Serupa dengan kasus kebocoran data Tokopedia beberapa waktu lalu, ratusan ribu data tersebut konon dijual di forum terbuka yang biasanya digunakan sebagai kanal untuk pertukaran database, Raidforums.

Meski demikian, thread yang mencantumkan informasi penjualan database Kreditplus tersebut tampaknya telah dihapus.

Baca Juga: Indonesia Berpotensi Resesi Ekonomi, Ini Strategi Bagi-Bagi Duit yang akan Dilakukan Pemerintah

Adapun database ini menghimpun sejumlah data pribadi pengguna yang terbilang cukup sensitif, di antaranya mencakup nama, alamat e-mail, kata sandi (password), alamat rumah, nomor telepon, data pekerjaan dan perusahaan, serta data kartu keluarga (KK).

Data nasabah yang diduga bocor itu ternyata sudah tersebar di forum tersebut sejak 16 Juli lalu, setidaknya begitu menurut lembaga riset siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center).

Database yang konon berukuran 78 MB tersebut lantas dijual di Raidforums dalam sebuah thread oleh seorang pengguna bernama ShinyHunters dengan harga sekitar Rp50.000.

Baca Juga: Rawan PHK dan Kemiskinan Memburuk, Para Ekonom Peringatkan Indonesia Berpotensi Mengalami Resesi Ekonomi

Ketua CISSRec, Pratama Persadha, mengatakan bahwa data nasabah yang dijual ini cukup lengkap dan mudah untuk diakses, sehingga berbahaya dan mengancam privasi pengguna.

Terlebih lagi, data nasabah seperti ini, menurut Pratama, biasanya memancing kelompok kriminal untuk melakukan penipuan dan tindak kejahatan yang lainnya.

Kemudahan akses database yang terkesan belum aman ini, lanjut Pratama dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Selasa (04/08), disebabkan oleh belum adanya regulasi atau undang-undang yang mengatur tentang perlindungan data.

"Masalah utama di Tanah Air belum ada UU yang memaksa para penyedia jasa sistem elektronik ini untuk mengamankan dengan maksimal data masyarakat yang dihimpunnya. Sehingga, data yang seharusnya semua dienkripsi, masih bisa dilihat dengan mata telanjang," kata Pratama.

Baca Juga: Hana Hanifah Kena Grebek Polisi, Kris Hatta Akhirnya Angkat Bicara, Sebut Motif Mantan Kekasih Bukan karena Ekonomi

Ia pun meminta pemerintah untuk mempercepat pembahasan RUU Perlindungan Data Pribadi supaya kasus kebocoran data seperti ini bisa diusut secara tuntas dan keamanan data pribadi masyarakat bisa terjamin.

Terkait kebocoran data sendiri, Pratama mengimbau pengguna untuk selalu waspada dan mengamankan akun dengan segala fitur keamanan yang tersedia.

"Sebelum pemilik layanan bisa mengamankan data pribadi penggunanya, kita juga harus bisa mengamankan data pribadi kita sendiri. Misalnya yang buat password yang baik dan kuat, aktifkan two factor authentication," ujar Pratama.

Ia juga mengimbau pengguna untuk selalu memasang antivirus di perangkat masing-masing, menghindari penggunaan wifi gratisan (public), dan waspada ketika membuka tautan yang mencurigakan.

Baca Juga: Denada Pasang Iklan Jual Rumah karena Kesulitan Ekonomi, Warganet Justru Usul Tawarkan ke Baim Wong

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Data Ratusan Ribu Nasabah Kredit Plus Diduga Bocor dan Dijual di Internet