Cara Tepat Hadapi Tantangan Resesi, Tetaplah Aktif Berbelanja!

By Maria Ermilinda Hayon, Selasa, 25 Agustus 2020 | 00:00 WIB
Cara Tepat Hadapi Tantangan Resesi, Tetaplah Aktif Berbelanja! (Istock)

NOVA.id - Di tengah situasi tak pasti, banyak informasi makin membuat kita resah.

Salah satunya adalah informasi bahwa Indonesia akan mengalami resesi.

Kondisi penurunan ekonomi secara signifikan yang berlangsung berbulan-bulan hingga mungkin tahunan.

Baca Juga: Tak Sekedar Kumpulkan Duit, Begini 4 Siasat Pintar Atur Uang untuk Bayar Utang  

Tentu resesi bisa berdampak pada finansial keluarga kita, karena itu tak heran bila kita disarankan untuk berhemat.

Tapi, kok, di sisi lain, kita diminta untuk tetap berbelanja, ya?

Sebenarnya, apa yang harus kita lakukan?

Baca Juga: Agar Keuangan Tak Terganggu Resesi, Lakukan 4 Tips Pintar Atur Uang Ini

Pertama-tama, mulailah dengan memeriksa utang.

Apakah masih ada utang konsumtif, utang online, utang pay later atau utang kartu kredit?

Segeralah bayar dan selesaikan.

Baca Juga: Ini 4 Tips Pintar Atur Uang untuk Hadapi Pasangan Boros karena Hobi 

Gunakan dana lifestyle yang tidak dipakai karena sudah kita tekan hanya untuk memenuhi biaya kebutuhan dan kewajiban saja.

Lalu, cek dana darurat.

Kalau punya dana darurat sudah sampai 9 atau 12 kali pengeluaran, sangat bagus.

Baca Juga: Pintar Atur Uang, Ikan Murah Ini Punya Kandungan Gizi yang Lebih Baik Dibandingkan Salmon 

Tapi, kondisi begini apa perlu menabung dana darurat sampai 12 kali pengeluaran?

“Dalam short term kondisi ini cukuplah tiga bulan saja. Nambah sedikit-sedikit. Kalau bisa dana daruratnya teralokasi dan berkembang dalam bentuk investasi. Beli tabungan emas atau reksadana pasar uang. Cukup Rp100.000-Rp200.000 sebulan harusnya bisa kita sisihkan. Tidak apa-apa sedikit, yang penting bertambah terus,” ujar Tejasari, CFP., konsultan finansial.

Selain amankan diri, pola ini bahkan bisa bantu menggerakkan perbankan, manager investasi, bursa efek, Antam, dan lainnya hingga resesi bisa dihindari.

Baca Juga: Mau Merdeka Finansial? Lakukan 7 Kebiasaan Pintar Atur Uang Ini 

Apalagi, harga emas relatif baik di masa resesi. 

Setelah aman, barulah bantu menggerakkan perekonomian agar resesinya tak semakin dalam.

Artinya, kita harus belanja.

Baca Juga: Pintar Atur Uang dengan Kartu Kredit, Hindari 3 Pengeluaran Ini! 

Tapi, belanjanya harus pintar, karena kita, kan, harus tetap hemat pengeluaran.

Belanja pintar maksudnya belanja sesuai kebutuhan, bukan keinginan.

Dan belanjanya juga produk lokal atau minimal dari pedagang lokal.

Baca Juga: Tips Pintar Atur Uang Gaji ke-13 dari Menteri Keuangan Sri Mulyani: Sederhana dan Bisa Bantu Ekonomi Negara 

Kenapa kita harus belanja dan kenapa harus produk lokal?

Karena dengen begitu, perputaran uang terus berlangsung.

Bayangkan bila kita semua menahan diri tidak berbelanja.

Baca Juga: Agar Tak Menyesal di Usia Tua, Lakukan 7 Cara Pintar Atur Uang di Masa Muda Ini 

Artinya pedagang tidak mendapatkan pemasukan, begitu pun dengan pemasok, dan ujungnya produsen yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia juga tidak.

Berarti perekonomian negara tidak berputar.

Sebagai contoh, kita bisa membeli rice cooker di pasar atau membeli makanan dari usaha teman.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Adalah Orang yang Nggak Bisa Pintar Atur Uang, Apa Saja? 

Berarti kita sudah bantu menggerakkan perekonomian di bawah, karena Indonesia sendiri 60 persennya UMKM.

Tapi, perlu pegang uang tunai banyak juga, enggak, sih?

“Memang teorinya ketika resesi, cash is the king. Semua orang butuh cash. Tapi mungkin jadi serba salah. Karena cash baik di tangan atau tabungan, tidak membuat uangnya bertambah. Di tabungan pun bunganya enggak besar. Walaupun saat seperti ini pegang cash itu bagus banget, tapi kita lihat lagi seberapa besar kondisinya,” jelas Tejasari pada NOVA.

Baca Juga: 10 Cara Pintar Atur Uang ala Miliarder, Patut Ditiru agar Bisa Jadi Kaya Raya 

 

 

Jadi, jangan takut mengeluarkan uang, asal tepat sasaran.

Soal berapa besar porsi uang yang ditahan dan diputar, menurut Teja tak ada aturan mutlak.

Kalau agak konservatif dan ragu, menurut Tejasari, kita bisa menaruh lebih besar di tabungan.

Baca Juga: 3 Tujuan Ini Bisa Menjadi Motivasi Kita untuk Pintar Atur Uang dan Menabung 

Misalnya 60 persen ditaruh di tabungan, 20 persen untuk kebutuhan sehari-hari, lalu 20 persennya diinvestasikan dengan membeli emas atau investasi di pasar uang.

“Kalau kita lebih mantap dan agresif, porsi dan komposisi disesuaikan lagi sampai Anda merasa cocok dan aman,” pungkas Tejasari.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)