Anti Marah-Marah saat Dampingi Anak Belajar, Segera Lakukan Ini Saja!

By Maria Ermilinda Hayon, Kamis, 27 Agustus 2020 | 16:32 WIB
Dampingi Anak Belajar Sambil Marah-Marah, Tak Akan Selesaikan Masalah! (Istock)

NOVA.id - Meskipun mendampingi anak belajar jadi salah satu teknik pengasuhan dasar, rasanya sudah lama terlupakan.

Entah karena kesibukan atau karena kita pada akhirnya terbiasa menyerahkan semua proses belajar anak pada sekolah.

Sekarang, saat anak harus belajar dari rumah karena pandemi, kita jadi kewalahan.

Baca Juga: Dampingi Belajar dari Rumah, Ibu Tak Boleh Ambil Alih Masalah Anak

Seolah-olah kita jadi ketambahan peran.

Sehingga ketika kita menghadapi anak yang tidak juga mengerti setelah dijelaskan, emosi pun kadang tidak terkontrol.

Mulai dari intonasi suara yang meninggi, melotot, sampai marah-marah, membentak, atau yang paling parah mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas seperti mengatai anak bodoh, tolol, dan sejenisnya.

Baca Juga: Dampingi Anak Belajar dari Rumah, Ternyata Ibu Tak Harus Jadi Guru!

Cara ini tidak akan membuat anak jadi bisa mengerti.

Yang ada mereka malah makin stres.

Sudah bosan di rumah terus, lelah adaptasi belajar daring, sulit mengerti pelajaran, eh masih dimarahi pula.

Baca Juga: Patut Dicoba! 5 Cara Ini Dijamin Ampuh Atasi Rasa Bosan Anak saat Belajar dari Rumah

Ujungnya, tugas enggak kelar, anak trauma belajar, kita pun stresnya jadi dobel.

“Itu kan tanpa sadar adalah kekerasan terhadap anak atas nama pendidikan. Tidak akan selesai masalahnya. Ini hasilnya kontraproduktif. Anak jadi stress, anak jadi trauma dan phobia terhadap belajar. Jangan sampai target belajar tercapai, tapi tahu-tahu anaknya dirawat di rumah sakit jiwa,” ujar Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si., psikolog dan Ketua Umum LPAI.

Tapi, bagaimana biar kita enggak marah-marah?

Baca Juga: Cara Tepat Kelola Emosi Anak agar Tak Bosan Belajar dari Rumah

Infografis: Ini Curhat Para Ibu Selama Anak Belajar Dari Rumah. (NOVA)

Semua itu dimulai dari kesadaran diri orangtua untuk adaptif pada situasi belajar yang baru bagi anak saat ini.

Jangan Bawa Sekolah ke Rumah

Belajar dari rumah jadi tidak menyenangkan dan rentan membuat stres, jika kita hanya fokus untuk menuntaskan kurikulum sekolah semata.

Baca Juga: Diperpanjang, Begini Cerita Orang Tua Tentang Temani Anak Belajar dari Rumah

Ya, seakan-akan memindahkan peran guru dan sekolah ke rumah.

Kita memaksa mengerti pelajaran anak dan anak harus bisa dapat nilai tinggi.

Kalau tidak sesuai harapan, kita marah.

Baca Juga: Ajaran Baru Masih Belajar dari Rumah, Haruskah Homeschooling Jadi Pilihan?

Ini jadi salah kaprah.

Sebab bisa sangat membebani anak baik secara moril maupun psikologis.

Kita pun terbebani karena anak jadi stres dan enggan belajar.

Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Jadi Pintar Bersama Tanpa Tersiksa

Kita juga stres karena memaksa diri untuk bisa menjadi guru yang sempurna layaknya guru di sekolah anak.

Padahal tidak seperti itu, lho, caranya.

“Orangtua enggak harus berusaha memindahkan sekolah plek-plek ke rumah dan berubah jadi guru (seperti guru anak di sekolah). Tetaplah menjadi orangtua sahabat anak. Sudah seperti itu saja, supaya tidak stres. Kalau orangtua tidak stres otomatis anak juga tidak stres. Nah, kalau orangtua sudah stres, terus anak dicubitin atau dipukulin biar bisa belajar. Kan, stres juga anaknya,” ujar Kak Seto saat dihubungi NOVA.

Baca Juga: 6 Tips ala Najelaa Shihab untuk Orangtua saat Hadapi Anak yang Sedang Belajar dari Rumah, Patut Dicontoh!

Maka itu, baiknya konsep belajar “dari rumah” diubah menjadi belajar “di rumah”.

Dengan begitu jadi lebih fokus pada pola pembelajaran yang sesuai dengan budaya di keluarga kita.

Di sinilah peran orangtua untuk bisa menerjemahkan pembelajaran sekolah menjadi pembelajaran yang menyenangkan untuk dilakukan di rumah.

Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Kemampuan Ini Penting Kita Miliki

Jalin Kolaborasi

Kita bisa menyelipkan pelajaran kecakapan hidup dengan praktik langsung mendukung pembelajaran di sekolah.

Misalnya, belajar ilmu pengetahuan alam tentang tumbuhan dengan mengajaknya belajar menanam di rumah sambil menyanyi atau menari.

Jadi, lebih kreatif dan happy.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru 2020, Kita Masih Temani Anak Belajar dari Rumah

 

 

Nah, hal ini bisa dicapai jika kita juga menguatkan koordinasi dengan guru anak, alih-alih menggantikan perannya.

“Orangtua berkomunikasi dengan guru mengenai materi apa yang harus diberikan pada anak. Apa standar kompetensi lulusannya, apa targetnya. Terjemahkan dalam bahasa dan suasana yang berbeda di rumah masing-masing, sesuai nilai dan budaya dalam rumah,” jelas Kak Seto.

Hal ini juga disoroti oleh Yulia Indriati, direktur Keluarga Kita.

Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Orangtua Tak Menggantikan Guru

Terlepas dari peran yang berbeda, menurutnya orangtua dan guru tujuannya sama dan harus saling melengkapi untuk mendukung kesuksesan anak.

“Benar sekali butuh kesadaran orangtua dan guru untuk berinterinteraksi intes dan berkolaborasi dengan baik untuk pembelajaran anak di rumah. Harusnya orangtua bisa diberi ruang untuk bertanya pada guru. Sampai mana batasnya? Sampai kolaborasinya membantu anak mencapai tujuan belajar,” ujar Yulia saat diwawancara NOVA. 

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)