Waspada, Radang Otak karena Toksoplasma Sumbernya Bisa dari Kucing!

By Maria Ermilinda Hayon, Jumat, 11 September 2020 | 14:32 WIB
Radang Otak karena Toksoplasma Sumbernya Bisa dari si Pus, lo! (Istock )

NOVA.id - Belum lama ini kita dikejutkan dengan kabar meninggalnya desainer berbakat tanah air, Barli Asmara.

Desainer yang belum lama ini mengeluarkan koleksi busana teranyarnya ini dikabarkan meninggal dunia karena mengidap penyakit radang otak akibat toksoplasma (toxoplasma).

Dunia fashion Indonesia berduka.

Baca Juga: Tahu Kena Infeksi Toksoplasma di Awal Kehamilan, Tantri Kotak Beberkan Kondisinya hingga Cek Kesehatan ke Luar Negeri

Namun, di balik itu terselip pertanyaan.

Seperti apa penyakit radang otak yang disebabkan toksoplasma ini?

Apakah benar-benar berbahaya?

Baca Juga: Hamil Anak Kedua, Tantri Kotak Terkena Virus Toksoplasma, Kenali Gejala dan Dampaknya!

Toxoplasmosis termasuk salah satu penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.

Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.

Jadi bukan virus, ya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Anjasmara dan Dian Nitami Ternyata Sudah Dikaruniai 2 Cucu Menggemaskan!

Jamaknya, parasit toksoplasma ditemukan pada beberapa hewan seperti kucing, anjing, dan hewan pemamah biak yang terkontaminasi parasit dari tanah atau makanannya.

Parasit ini akan berkembang biak secara seksual pada usus hewan—terutama kucing, sehingga menghasilkan telur dan akan keluar bersama tinja.

Pada hewan lain selain kucing, toksoplasma juga berada di dalam darah, air ludah, sperma, dan cairan tubuh lainnya, dan berkembang biak dengan pembelahan sel.

Baca Juga: Duh, Kucing Dapat Membahayakan Kehamilan? Ini Penjelasannya

Jadi, tidak menghasilkan telur, namun menghasilkan tropozoit (hasil pembelahan sel) yang akan bergerombol membentuk kista toksoplasma.

Kista ini bisa berada di jaringan tubuh seperti otak, mata, jantung, otot, alat pencernaan, dan alat pernapasan hewan.

Nah, bahayanya parasit ini dapat bertransmisi pada manusia saat kita sedang membersihkan tinja atau menyentuh bagian hewan yang terkena parasit, entah jari, kuku, ekor, atau bagian lainnya.

Baca Juga: Tak Hanya Perempuan, Virus Toksoplasma Juga Bisa Menyerang Laki-laki Loh, Begini Cara Mencegahnya

Lalu kita langsung menyentuh mulut.

Perpindahan parasit ini juga bisa terjadi saat kita memakan daging yang mengandung parasit toksoplasma, dan daging tersebut tidak dimasak sampai matang sempurna.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, infeksi toksoplasma jarang menyebabkan penyakit parah bagi kebanyakan orang.

Baca Juga: Mengenang Meninggalnya Barli Asmara, Fairuz A Rafiq Beberkan Chat Terakhir dengan Mendiang Sebelum Wafat

Tapi, pemilik imun lemah, penderita penyakit kronis, bayi yang baru lahir, dan orang yang menjalani transplantasi organ berisiko tinggi saat terjangkit infeksi toksoplasma.

“Parasit toksoplasma dapat menyebar ke hampir semua organ tubuh, termasuk otak, otot rangka, otot jantung, mata, paruparu, dan kelenjar getah bening. Pada orang sehat, sistem kekebalan tubuh pada akhirnya menghentikan penyebaran parasit toksoplasma. Meskipun beberapa parasit yang tersisa dapat bersemayam di otak atau retina,” demikian dijelaskan pada laman Harvard Health Publishing.

Nah, salah satu komplikasi yang berbahaya dari infeksi toksoplasma yakni peradangan pada otak atau ensefalitis yang bisa mengancam jiwa—meski kasus ini relatif sedikit terjadi.

Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Ini Langkah Menangani Mimisan yang Benar

Namun, ketika terjadi, gejala pun bisa berkembang.

Dari pembengkakan tanpa rasa sakit pada kelenjar getah bening, sakit kepala, kelelahan, atau demam ringan.

Selain itu dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, orang yang terkena parasit ini bisa juga mengalami nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit perut, ruam, atau gejala neurologis seperti gangguan fungsi mental, kesulitan berkonsentrasi, kejang, gangguan pada fungsi saraf terutama gerakan abnormal, kesulitan berjalan, kesulitan berbicara, dan kehilangan penglihatan sebagian.

Baca Juga: Awas! Gigitan Semut Merah Ternyata Bisa Sebabkan Kondisi Kesehatan yang Parah

 

 

Gejala ini biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan lemah yang terinfeksi.

Jika mengalami gejala toksoplasma biasanya dokter akan memeriksa pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar bengkak), tanda-tanda keterlibatan otak dan kerusakan mata.

Selanjutnya, untuk memastikan diagnosis, akan dilakukan tes darah untuk memeriksa antibodi (protein pertahanan yang dibuat oleh sistem kekebalan) terhadap parasit toksoplasma.

Baca Juga: Tak Cuma Lezat, Keju Mozarella Juga Punya Manfaat Baik Buat Kesehatan

Jika dokter mencurigai bahwa toksoplasmosis melibatkan otak, maka akan dilakukan CT Scan dan MRI kepala untuk memeriksa bukti ensefalitis untuk segera dilakukan tindakan pengobatan.

Tapi, tentu lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)