Kemudian form ini dikirim ke pusat layanan kesehatan primer untuk konfirmasi kebenaran data.
Donor potensial ditolak jika pernah mendapat transfusi darah atau produk darah lainnya dalam 12 bulan terakhir, melakukan transplantasi organ atau jaringan dalam setahun terakhir, mengonsumsi alkohol dalam 24 jam terakhir, mengonsumsi obat sistemik atau hormonal, atau menggunakan dosis besar vitamin dan obat herbal.
"Selain itu ASI dari ibu yang vegetarian dan tidak mendapat suplemen vitamin B-12 juga berbeda komposisinya dengan ibu yang mengonsumsi protein hewani," katanya.
Baca Juga: Bagi Para Ibu, Ini 5 Cara Tingkatkan Produksi ASI Secara Alami
ASI yang didonorkan juga seharusnya tidak berasal dari ibu yang mengonsumsi narkoba, merokok, memiliki riwayat penyakit hepatitis atau infeksi kronik seperti HIV dan tuberkulosis.
Sebaiknya ASI juga tidak berasal dari ibu yang mempunyai pasangan seksual 12 bulan terakhir yang beresiko mengidap HIV atau hepatitis.
"Masalahnya kita segan untuk bertanya tentang hal ini. Padahal, angka HIV di Indonesia sangat tinggi," ujar Yohmi.
Pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya virus dan bakteri dalam ASI cukup dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan pemberi ASI.
"Cukup ibunya saja yang diperiksa darahnya," imbuhnya.