NOVA.id - Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah populasi yang tinggi dan mayoritas masuk ke dalam usia produktif.
Namun, tingginya jumlah tersebut tidak berbanding lurus dengan kuatnya daya saing tenaga kerja Indonesia melawan tenaga kerja dari negara lain.
Kualitas tenaga kerja Indonesia nyatanya masih tergolong rendah, dan ini dapat dilihat dari data WEF The Global Competitiveness report 2019 yang menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat 65 dari 141 negara di seluruh dunia.
Baca Juga: Langkahi Ayu Ting Ting, Shaheer Sheikh Resmi Nikahi Ruchikaa Kapoor
Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo: SDM Unggul, Indonesia Maju yang berfokus pada pembangunan SDM, bangsa Indonesia harus bisa mengatasi masalah-masalah tersebut agar dapat bersaing di lapangan pekerjaan.
Kabinet Indonesia Maju Presiden RI mencoba untuk mengatasi masalah ini dengan memprioritaskan edukasi, dan dengan meningkatkan infrastruktur pendidikan, kesejahteraan guru, serta kurikulumnya.
Hanya saja, masih banyak generasi muda yang belum memahami tujuan karir yang sesuai dengan diri mereka masing-masing.
Indonesian Career Center Network menunjukkan bahwa sebanyak 87% mahasiswa Indonesia mengakui salah dalam memilih jurusan pendidikan dan 63% lulusan perguruan tinggi bekerja di industri yang tidak sejalan dengan latar belakang pendidikannya.
Hal ini dikarenakan aspirasi karir masyarakat Indonesia yang kurang luas. Generasi muda Indonesia rata-rata hanya terekspos ke pilihan karir yang terkenal di kalangan masyarakat, dan banyak juga yang masih terpengaruh oleh stereotip gender.
Nyatanya, 70% dari masyarakat Indonesia hanya memilih 10 profesi yang paling umum. Dengan aspirasi kerja yang kurang luas, ditambah dengan minimnya diskusi karir, tenaga kerja Indonesia menjadi kurang kompetitif dalam bersaing.
Sedangkan, adanya diskusi atau persiapan karir di fase awal akan menghasilkan tenaga kerja yang gajinya lebih tinggi di sekitar umur 26 tahun.
Berangkat dari permasalahan ini, VOOYA terinspirasi untuk mengadakan diskusi karir yang melibatkan pelaku industri dan generasi muda di seluruh Indonesia, juga para orang tua dan lembaga atau institusi pendidikan terkait.
Oleh karena itu, VOOYA tergerak untuk menyelenggarakan Passion Playground, festival online terbesar yang berusaha membantu masyarakat Indonesia untuk menemukan passion serta merencanakan karier masa depannya.
“Kami ingin mendorong masyarakat Indonesia untuk mengenali peluang pekerjaan yang beragam, tidak beresiko terotomasi, dan terlepas dari stereotip gender melalui Passion Playground,” jelas Stephanie Wijanarko selaku Program Director VOOYA.
Festival ini juga mengajak orang tua, sekolah, universitas, perusahaan dan badan pemerintahan untuk turut serta memulai dialog tentang pemilihan karir sesuai passion diri ini.
“Diskusi karir dalam Passion Playground ini akan mengundang 100 pembicara dari berbagai latar belakang profesi yang berbeda untuk berbagi wawasan dan inspirasi mengenai dunia kerja di era modern ini.
"Harapannya adalah agar generasi muda Indonesia memiliki masa depan yang lebih sukses dengan karir yang sesuai dengan diri mereka,” ujar Stephanie.
Dengan menekankan #GengKejarPassion, VOOYA ingin generasi muda untuk berani jujur kepada dirinya sendiri dan mengejar mimpi tanpa batas.
Dengan menjadi versi terbaik diri mereka, hasil karyanya akan membantu membangun dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa Indonesia.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)