Pemerintah Pastikan Rantai Distribusi Vaksin Covid-19 Telah Siap

By Sheila Respati, Jumat, 4 Desember 2020 | 17:57 WIB
(Ilustrasi) Virus corona (iStockphoto)

NOVA.id - Distribusi vaksin menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam penanggulangan Covid-19. Hal ini beralasan mengingat vaksin merupakan produk biologis yang memiliki kerentanan pada perubahan suhu.

Perlu diketahui, umumnya vaksin perlu tersimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, dan suhu ini harus terjaga dalam seluruh rantai distribusi, mulai dari pabrik sampai ke puskesmas.

Proses cold chain (rantai dingin) ini nantinya akan memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa kualitas vaksin akan terjaga  sejak awal sampai ke pemberian vaksinasi.

“Darimanapun asal vaksinnya itu nanti, akan melalui pabrik vaksin kita di PT Bio Farma. Mereka sudah mempunyai armada untuk menerima dan mendistribusikan vaksin. Jadi kita sudah punya depo-depo vaksin,” jelas dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Pakar Imunisasi dalam keterangan pers Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (30/11/2020).

Baca Juga: Perhatikan, Ini Perbedaan Proses Vaksinasi Anak dan Dewasa

Ia juga menyampaikan bahwa provinsi sudah memiliki cold room, atau lemari penyimpanan khusus dalam menjaga kualitas dari vaksin yang akan didistribusikan ke masyarakat.

Sudah memiliki pengalaman 

Elizabeth juga menerangkan Indonesia telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melaksanakan program vaksinasi.

Proses distribusi vaksin di Indonesia bisa dilakukan dari Aceh sampai Papua dan sudah menggunakan sistem cold chain yang baik, hingga ke pelosok negeri. 

“Lemari penyimpan berpendingin khusus yang ada di Provinsi, bisa menyimpan vaksin untuk jangka waktu 3-6 bulan dengan suhu terjaga di angka 2-8 derajat celcius,” tegasnya.

Pengiriman ini nantinya akan dilakukan secara bertahap ke level kabupaten/kota hingga ke rumah sakit dan puskesmas. Saat keluar dari cold room, vaksin pun harus cepat dimasukkan ke kotak sementara yang dirancang khusus untuk menjaga temperaturnya dalam perjalanan.

“Idealnya pemberian vaksin itu harus terjadwal, pada tanggal berapa, jam berapa, dan di mana lokasinya. Baik petugas yang memberi pelayanan maupun masyarakat harus tahu, sehingga pada waktunya nanti pemberi pelayanan dan yang dilayani bertemu dengan teratur,” harapnya.

Baca Juga: Panduan Aktivitas Fisik untuk Lansia agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Covid-19

Dengan menyusun jadwal jauh-jauh hari sebelumnya, diharapkan proses pelayanan berlangsung dengan lebih cepat. “Maksimum satu orang hanya memerlukan 10 menit untuk dilayani dari pendaftaran hingga vaksinasi,” tutur dr. Elizabeth.

Tetap jalankan 3M

Pada kesempatan yang sama Erlang Purbaya, penyintas Covid-19 menjelaskan masyarakat jangan skeptis terhadap Covid-19 karena penyakit ini benar-benar menular dengan gejala yang sangat minim, sehingga tanpa sadar seseorang menjadi positif terjangkit.

Awal kecurigaan Erlang saat dirinya terjangkit karena merasakan indra penciumannya tidak berfungsi. “Gejala yang saya rasakan cuma kehilangan penciuman saja. Waktu itu juga saya daftar tes swab, hasilnya positif,” terang Erlang.

Sama seperti Erlang Purbaya, rekan kerjanya Erra Anggoro juga merasakan hal serupa.

Baca Juga: Meski Vaksin Covid-19 Sudah Siap, Masyarakat Tetap Harus 3M

Namun selain kehilangan penciuman, ia juga merasakan sesak nafas hingga perlu diisolasi di Rumah Sakit Khusus Rujukan COVID-19 di Wisma Atlit, Jakarta Pusat.

Erra pun berpesan kepada masyarakat lainnya agar tetap menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker dengan patuh agar terhindar dari COVID-19 yang berbahaya ini.

“Untuk warga lainnya, belajar dari pengalaman saya dan Erra, tetaplah mematuhi protokol Kesehatan 3M. Kalau tidak perlu untuk ke luar dan hanya untuk nongkrong, lebih baik diam di rumah saja”, tutup Erlang.