Berdasarkan Penelitian, Kecoa Bisa Selamatkan Nyawa Manusia, Kok Bisa?

By Presi,None, Selasa, 22 Desember 2020 | 15:01 WIB
Berdasarkan Penelitian, Kecoa Bisa Selamatkan Nyawa Manusia, Kok Bisa? (iStock)

NOVA.id - Kecoa merupakan salah satu hama yang paling sering ditemui di rumah kita.

Banyak dari kita yang menganggap kecoa sebagai hewan yang menjijikkan.

Namun siapa sangka, ternyata kecoa bisa selamatkan nyawa manusia,lo!

Baca Juga: Tips Mengusir Kecoa dengan 3 Bahan Alami Rumahan, Dijamin Ampuh!

Suatu penelitian mengungkapkan bahwa kecoa berpotensi menjadi bahan pembuat antibiotik yang bisa menyelamatkan nyawa.

Dalam penelitian bersama yang dipimpin oleh American University of Sharjah (AUS), terdapat temuan bahwa molekul dalam kecoa berpotensi untuk dikembangkan sebagai antibiotik penangkal bakteri.

"Lebih dari 17 juta orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia karena infeksi bakteri. Kita telah mendekati era pra-antibiotik di mana bakteri menjadi kebal terhadap obat yang tersedia secara komersial."

Baca Juga: Langkah Bersihkan Saluran Pembuangan Air Kotor dari Kecoa dan Hewan Lainnya

Demikian yang diungkap oleh Dr Naveed Khan, Profesor dan Kepala Departemen Biologi, Kimia, dan Ilmu Lingkungan di AUS College of Arts and Sciences (CAS) seperti dilansir Khaleej Times.

Menurutnya, ada kebutuhan mendesak untuk menemukan cara baru dalam pencegahan dan / atau pengobatan infeksi bakteri.

Bersama timnya, peneliti menemukan banyak molekul dalam kecoa yang dapat membunuh MRSA (bakteri penyebab infeksi di berbagai bagian tubuh), E. coli., dan lainnya.

Baca Juga: Tak Perlu Pakai Semprotan Kimia, 3 Bahan Alami Ini Ampuh Usir Kecoa dari Rumah, Gampang Banget Diterapkan!

"Molekul-molekul ini tidak menunjukkan efek buruk pada sel manusia,” kata Dr Khan.

Dia berpendapat, kecoa biasanya hidup di beberapa tempat paling kotor di dunia.

Hal ini membuat hewan tersebut memiliki mekanisme pertahanan yang kuat terhadap bakteri.

Baca Juga: Angelina Jolie Senang Makan Kecoa dan Sebut Rasanya Enak, Ini Manfaat Makan Serangga Menurut FAO

Mekanisme pertahanan ini membantu kecoa berkembang di lingkungan yang tercemar.

Para peneliti kemudian menguji hipotesis tersebut dengan memeriksa berbagai organ dan mikro-organisme yang hidup di saluran pencernaan kecoa. Penelitian menemukan beberapa antibiotik baru pada kecoa.

“Kita sering menganggap kecoa sebagai hama, tapi ada banyak hal yang bisa dipelajari dari hewan tersebut,” kata Dr Khan.

Baca Juga: Tipu Pasien Pengobatan Alternatif dengan Tulang Ayam dan Potongan Kecoa, Borok Ustaz Kondang Ini Dibongkar Mertua

Menurutnya, temuan penelitian ini berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa manusia jika berhasil.

Peneliti menilai manusia sedang menghadapi peningkatan ancaman dari penyakit menular dan bakteri super baru.

Saat ini, pengujian laboratorium yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir masih terus dilakukan.

Baca Juga: Tenang, Kita Bisa Basmi Kecoa dari Rumah dengan 5 Bahan Sederhana Ini

 

 

Peneliti menemukan agen antimikroba yang kuat dalam molekul kecoa.

Pengujian klinis pada hewan akan dilakukan untuk verifikasi keefektifan dan dampak dari molekul tersebut.

"Ini adalah saat yang menyenangkan dan kami tidak sabar untuk menguji molekul potensial melawan infeksi bakteri pada hewan," kata Dr Khan.

Baca Juga: Farah Quinn Buat Kue Horor dengan Hiasan Kecoa hingga Kelabang, Yakin Bisa Makan?

Penelitian dilakukan oleh Dr Khan bersama dengan Dr Ruqaiyyah Siddiqui dari Departemen Biologi, Kimia dan Ilmu Lingkungan di AUS, Dr. Sutherland Maciver dari University of Edinburgh (AS), Profesor Kwang Kim dari John Hopkins University (Inggris), dan Profesor Raza Shah dari University of Karachi (Pakistan).

Temuan penelitian telah dipublikasikan secara luas di jurnal ilmiah.

Kelompok peneliti juga telah mendapatkan dana untuk membantu mendukung penelitiannya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Peneliti Sebut Kecoa Bisa Selamatkan Nyawa Manusia.