NOVA.id - Indonesia kini tengah berduka karena peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu, Sabtu (09/01) sore.
Peristiwa ini tentu menimbulkan duka mendalam bagi para keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182.
Selain itu, peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Airlines ini juga membuat kita waspada dan gelisah dalam memilih maskapai penerbangan.
Ya, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih maskapai, termasuk waktu penerbangan dan yang paling penting adalah catatan keselamatannya.
Lalu, bagaimana cara memastikan bahwa maskapai yang akan kita gunakan itu aman?
Dilansir dari Conde Nast Traveler, berikut ini 5 tips memilih maskapai penerbangan yang memenuhi standar keamanan.
1. Pertimbangkan negara
Sebagian besar dari kita mungkin memilih maskapai tertentu dengan identitasnya sendiri.
Namun, mempertimbangkan negara asal pesawat juga tak kalah penting.
Bagaimanapun, agen penerbangan masing-masing negara mengawasi dan mengatur hal-hal seperti prosedur pelatihan dan kelaikan udara pesawat.
Baca Juga: Keluarga Rekannya Jadi Korban Sriwijaya Air yang Jatuh, Arie Untung Ikut Berduka
Badan-badan ini pada akhirnya bertanggung jawab atas pengawasan keselamatan penerbangan di negara mereka sendiri.
Kita juga perlu melihat standar keselamatan internasional untuk memastikan mereka berada di halaman yang sama satu sama lain.
Itulah tugas Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Lembaga itu meninjau seberapa baik negara-negara memantau maskapai penerbangan dan penerbangan mereka. Kita dapat membandingkan kinerja negara menggunakan alat ini.
Baca Juga: Isi SMS Terakhir Indah Halimah, Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Sebelum Kejadian Nahas
2. Periksa daftar hitam Uni Eropa (UE)
Uni Eropa memiliki pendekatan yang lebih berpusat pada maskapai penerbangan dalam cara menentukan kepatuhan terhadap standar keselamatan internasional. Hal tersebut diuraikan dalam Daftar Keselamatan Udara Uni Eropa.
Secara teknis, ada dua daftar yaitu Lampiran A, yang mencakup maskapai penerbangan yang dilarang beroperasi di Eropa, dan Lampiran B yang mencakup maskapai yang memiliki beberapa batasan operasi.
Jika UE percaya suatu negara tidak memenuhi standar keselamatan tertentu, ia akan melarang semua bentuk operasional dari negara tersebut.
Baca Juga: Kisah Rachmawati, Penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang Batal Terbang karena Test PCR
3. Pastikan maskapai telah melakukan audit keselamatan
Salah satu ukuran keselamatan maskapai penerbangan yang diakui secara internasional adalah Audit Keselamatan Operasional IATA (IOSA).
Audit keselamatan memeriksa setiap maskapai untuk memastikan mereka memenuhi persyaratan keselamatan operasional internasional dan melihat keselamatan maskapai di berbagai bidang termasuk operasi penerbangan, penanganan darat, manajemen keamanan, dan pemeliharaan armada.
Maskapai yang terdaftar sebagai patuh IOSA harus memperbarui status ini setiap dua tahun.
IATA mengatakan telah melakukan lebih dari 150 audit setiap tahun.
Situs web tersebut menunjukkan maskapai penerbangan mana yang telah menjalani audit, serta tanggal kedaluwarsa.
IATA mengatakan operator yang menyelesaikan audit memiliki tingkat kecelakaan hampir empat kali lebih baik daripada mereka yang tidak pada tahun 2017.
4. Lihat aliansi maskapai
Cara lainnya yaitu dengan memastikan bahwa maskapai yang hendak kita pakai masuk anggota aliansi maskapai penerbangan.
Saat ini, Oneworld Alliance (American Airlines, British Airways, dan Cathay Pacific) dan Star Alliance (United Airlines, Lufthansa, dan Air Canada) termasuk ke dalam aliansi terbesar.
Keduanya membutuhkan mitra penghubung untuk mempertahankan audit IOSA, yang berarti kita bisa merasa lebih yakin dengan standar keselamatan maskapai penerbangan anggota mereka.
Selain mencari maskapai yang sudah bergabung dengan aliansi, kita juga bisa mencari maskapai yang bermitra dengan aliansi.
Misalnya Fiji Airways yang bermitra dengan Oneworld dan mendapatmanfaat kepada anggota aliansi seperti check-in prioritas atau manfaat naik pesawat, bergantung pada level mereka.
5. Baca peringkat
AirlineRatings.com menggunakan beberapa sumber informasi, termasuk empat hal di atas, untuk menilai maskapai penerbangan berdasarkan keselamatan dengan menggunakan metodologinya sendiri.
Maskapai dengan tujuh bintang didapt dari beberapa faktor, yaitu menempatkan audit IOSA dan ICAO sebagai hal yang sangat penting, serta faktor-faktor lain, seperti usia armada dan catatan kecelakaan maskapai penerbangan.
“Peringkat keamanan kami adalah panduan yang sangat bagus untuk maskapai penerbangan mana yang paling aman,” kata Pemimpin Redaksi Peringkat Maskapai, Geoffrey Thoma.
Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Warganet Ucapkan Doa Keselamatan
“Bukan berarti maskapai yang belum melakukan IOSA tidak aman. Tetapi tidak diragukan lagi bahwa maskapai dengan tujuh bintang lebih aman daripada maskapai yang bintangnya lebih sedikit,” tambahnya.
Dilihat dari situs tersebut, diketahui Sriwijaya Air memiliki peringkat satu bintang.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)