Mengenang dan Terinspirasi dari Sosok A.T Mahmud, Sayur Kendal Pelihara Lingkungan Hidup Lewat Bacaan

By Widyastuti, Rabu, 27 Januari 2021 | 20:55 WIB
Ilustrasi anak membaca buku (PORNSAWAN / School photo created by jcomp / Freepik)

NOVA.id - Komponis lagu anak, A.T. Mahmud memang sudah berpulang 11 tahun silan.

Masyarakat Indonesia kehilangan A.T. Mahmud, karena dia mengingatkan kita bahwa anak-anak telah beranjak dewasa tanpa melalui kekanak-kanakannya.

Bahkan anak-anak Indonesia seakan kini telah menjadi miniatur orang dewasa: menyanyikan lagu cinta orang dewasa, menari dan berpakaian sebagaimana orang dewasa.

Baca Juga: Ungkap Rindu untuk Angelina Sondakh, Unggahan Keanu Massaid Disorot oleh Istri Opick

Sosok seperti A.T. Mahmud tentu telah mendudukkan anak pada tempatnya: dunia anak yang ajaib, serba mungkin, dengan imajinasi yang tidak bertepi.

Dan Tasya, penyanyi dengan suara masih kekanak-kanakan itu kini ia sudah mengantungi gelar S2—seolah-olah mewakili gadis kecil di dalam “Totto-chan” karya Tetsuko Kuroyanagi yang senang melamun, suka berbicara kepada burung, dan menatap ke luar jendela.

Di antara ratusan lagu gubahan A.T Mahmud, yakni Pelangi-Pelangi, Bintang Kejora, Cemara, Pemandangan, atau Ambilkan Bulan Bu, yang merupakan refleksi eksplorasi si anak akan fenomena alam.

Di sinilah A.T Mahud juga menggambarkan sawah seperti permadani dan gunung yang berpayung awan dalam Pemandangan, atau gerak cemara seperti tangan penari dalam Cemara.

Ada lonjakan kegembiraan seorang anak kota ketika paman mengajaknya berlibur di desa dalam Paman Datang.

()