Sering Ditanyakan, Ini 10 Jawaban Soal Vaksin Covid-19 Selengkapnya

By Maria Ermilinda Hayon,Aghnia Hilya Nizarisda, Rabu, 3 Februari 2021 | 21:00 WIB
Sering Ditanyakan, Berikut Jawaban 10 Pertanyaan soal Vaksin Covid-19! (Deagreez)

NOVA.id - Mungkin  ada sebagian lagi  yang masih  setengah hati  dan maju  mundur untuk  melakukan  vaksinasi, tidak apa-apa, karena dalam waktu dekat, ada golongan  tertentu yang diprioritaskan. 

Asal tahu saja, saat ini belum  semua masyarakat bisa  mendapatkan vaksin Covid-19, makanya saat kita bisa lolos dari belasan syarat yang  ada, semoga keraguan kita sudah sirna.

Lantas, untuk sampai ke sana  tentu kita harus menjawab sekian pertanyaan yang berkutat di kepala, mulai dari cara vaksin bekerja  dalam tubuh, efek samping  terparah, hingga peluang tertular Covid-19  setelah vaksin.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Umumkan Jadwal Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat Umum, Cek Waktunya! 

Sekian  pertanyaan itu telah  dijawab dr. Agung Dwi Wahyu  Widodo, dr., M.Si., MKed.Klin., SpMK saat dihubungi NOVA belum  lama ini.

Nah, berikut ini kami telah  merangkum pertanyaan yang  paling banyak ditanyakan Sahabat NOVA seputar vaksin Covid-19.

Simak yuk!  

Baca Juga: Rekomendasi Susu Murni yang Bisa Membantu Kita Menjaga Imunitas Tubuh

1.Bagaimana cara kerja vaksin  Covid-19 dalam tubuh? 

Vaksin Covid-19 punya beberapa tipe, seperti Sinovac.

Kandungan vaksin ini ialah  virus SARS-CoV-2 yang diinaktifkan atau  dimatikan, kemudian virus ini disuntikkan ke  otot.

Lalu di dalam sel, protein dalam virus  ini akan ditampilkan pada permukaan sel sehingga dikenali oleh sistem imun.

Baca Juga: Berperan dalam Roda Perekonomian, Grab Minta Pemerintah Beri Mitranya Akses Awal Vaksinasi Covid-19 

Sistem  imun akan membentuk kekebalan atau  antibodi terhadap protein itu, sedangkan cara kerja vaksin Pfizer dan  Moderna berbeda.

Kandungan keduanya  bukan vaksin yang dimatikan, melainkan  genom virus berupa RNA yang menyandi  protein speik virus SARS CoV-2, vaksin  ini juga disuntikkan di otot.

Lalu, sel di  otot dan sekitarnya mengambil RNA yang  diekspresikan pada permukaan berupa  protein, dan protein ini akan mengaktifkan sel  imun. 

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Siapkan RS Rujukan untuk Pasien Khusus Setelah Vaksin Covid-19, Cek Daftarnya

Infografis : Fakta Vaksin Covid-19 dan Skema Jadwal Vaksinasi. (NOVA)

Pada prinsipnya, produk akhir vaksin  ialah antibodi yang tinggi, tujuan vaksin ialah  membentuk kekebalan tubuh.

Seandainya  ada virus masuk, antibodi yang sudah  terbentuk akan menetralisir virus.

Sehingga,  virus tidak mampu menempel pada reseptor atau sel-sel tertentu dan berkembang biak, proses netralisasi oleh antibodi itulah hasil  dari vaksinasi.

Baca Juga: Media Asing Turut Soroti Raffi Ahmad yang Abaikan Prokes Usai Divaksin Covid-19 

2.Suntik vaksin Covid-19 itu  harus berapa kali? 

Vaksin diberikan dua kali, pada hari ke  0 lalu pada hari ke-14.

Pemberian pertama  sebagai vaksin dan pemberian kedua  sebagai booster, targetnya setelah diberikan  dua kali, kadar antibodi di dalam darah  jumlahnya meningkat dan optimal.

Sekali  suntik, antibodi sudah tinggi, maka dua kali  menjadi lebih tinggi, efektivitas vaksin pun  menjadi semakin tinggi dengan diberikannya booster

Baca Juga: Tak Terima Saat Raffi Ahmad Disentil Sherina, Abrar Beri Pembelaan: Nggak Usah Buat Statement di Publik Kalau Nggak Tahu Apa-Apa!

3.Butuh waktu berapa lama agar  vaksin aktif di dalam tubuh? 

Setiap orang berbeda, ada yang cepat  sekitar 5 hari sudah terbentuk antibodinya, tetapi ada yang butuh waktu 2 minggu.

Sehingga itulah alasannya harus di-booster

Banyak faktor yang memengaruhi perbedaan  pada setiap orang, seperti genetik dan  kemampuan sel-sel imunnya.

Baca Juga: Emil Dardak Telah Vaksin Covid-19, Arumi Bachsin Justru Tunda karena Alasan Ini 

4.Kalau begitu, apakah masih  bisa terinfeksi Covid-19 setelah  divaksin? 

Kita belum tahu karena belum ada  datanya.

Namun, berdasarkan laporan WHO,  seseorang yang pernah sembuh dari Covid-19  bisa terinfeksi kembali.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Raffi Ahmad Jawab Sindiran Isu Dibayar untuk Vaksin hingga Kronologi Sakitnya Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal Dunia

Hasil evaluasi mereka, ternyata saat terinfeksi kembali, kadar antibodi orang itu turun lagi.

Padahal,  semestinya antibodi setelah terinfeksi virus dan sembuh dari sakit itu paling bagus.

Ini  bisa menjadi gambaran terkait vaksin.

Baca Juga: Najwa Shihab Sindir Isu Raffi Ahmad Dibayar untuk Vaksin, Begini Jawaban dari Suami Nagita Slavina 

5.Berapa lama vaksin Covid-19 bisa  aktif di dalam tubuh kita?

Berdasarkan laporan BPOM terkait khasiat  vaksin, pada 14 hari penyuntikan, kemampuan  vaksin membentuk antibodi sebesar 99,74%  dan pada 3 bulan setelahnya sebesar 99,23%. 

Hal ini menunjukkan sampai 3 bulan setelah vaksin, kadar antibodi dalam tubuh masih tinggi.

Minimal dia harus melindungi kita 1  tahun supaya tidak terinfeksi lagi.

Baca Juga: Jalani Vaksinasi Covid-19, Ariel NOAH Beberkan Efek Samping yang Terasa di Tubuh

Kalau  hanya melindungi 3 bulan, maka harus di-booster lagi.

Untuk vaksin Covid-19 masih terus dipantau.

Namun, melihat vaksin untuk  penyakit lain ada yang sampai setahun aktif antibodinya. 

Baca Juga: Catat, Ini Syarat Kondisi Tubuh yang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19

6.Apakah orang yang sudah pernah  terinfeksi Covid-19, masih perlu  divaksin lagi?

Dari beberapa referensi, orang yang sudah  pernah Covid-19 tidak selamanya punya  kekebalan.

Antibodi itu hanya bertahan 3 atau  6 bulan.

Masukan dari pakar vaksin, kalau  sudah pernah Covid-19 lebih dari 6 bulan sebaiknya divaksin, tapi selama masih 6 enam  bulan tidak perlu.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ditunjuk Jadi Salah Satu Orang Pertama yang Terima Vaksin Sinovac Hari Ini, Nagita Slavina: Oh My God!

7.Apa saja efek samping yang  mungkin terjadi setelah divaksin? 

Efek samping lokal (pada lokasi  penyuntikan) berupa nyeri, iritasi,  pembengkakan.

Lalu, efek samping sistemik  berupa nyeri otot, fatigue  atau kelelahan, dan demam.

Frekuensi efek samping  dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan kulit,  atau diare yang dilaporkan  hanya sekitar 0,1% sampai  1%.

Baca Juga: Gemetaran Saat Suntikkan Vaksin ke Presiden Jokowi, Ini Sosok Dr Abdul Muthalib yang Menjadi Vaksinator Orang Nomor 1 RI 

Efek samping itu tak  berbahaya dan dapat pulih kembali, pada kondisi orang yang sehat  diharapkan vaksin dapat bekerja dengan baik.

Makanya ada prasyarat yang harus  terpenuhi, tujuannya untuk mengamankan  para penerima vaksin dan menghindari  munculnya gejala efek samping yang  berat.

Kalau prasyarat dilanggar, nanti akan  muncul gejala efek samping yang tidak diinginkan karena kondisi pasien tersebut.

Baca Juga: Dapat Suntikan Vaksin Covid-19 Bareng Presiden Jokowi, Raffi Ahmad Imbau Warga untuk Tetap Jalankan Protokol Kesehatan

8.Kondisi mana yang lebih berisiko, mengalami efek terinfeksi Covid-19 atau efek samping  vaksinasi?

Efek pasca terinfeksi Covid-19 itu lebih  berat daripada efek samping vaksin.

Kita  tahu ada yang sampai dipasang ventilator, setelah terinfeksi Covid-19, paru-paru  mengalami kerusakan, sehingga napas pun  sulit.

Beberapa orang mengalami gangguan  pada otak, ginjal, atau organ lain. 

Baca Juga: Vaksinasi Sudah Mulai di Indonesia, Adakah Efek Samping dari Vaksin Covid-19? 

9.Jadi, kenapa kita butuh vaksin? Jika tidak vaksin, apa yang terjadi pada tubuh kita?

Vaksin tidak melindungi kita dari proses  penularan, namun jika punya vaksin, tubuh  kita kebal.

Virus tetap masuk, tapi tidak  menimbulkan gejala klinis berat karena  segera dinetralisir oleh antibodi.

Jika kita  tidak punya vaksin, maka virus yang masuk  bisa berkembang biak.

Baca Juga: Efikasi Vaksin Sinovac di Indonesia 65,3 Persen, Apa Artinya?

 

 

Penularan hanya bisa dicegah oleh  diri sendiri dengan patuh pada protokol  kesehatan.

Vaksin akan melindungi diri kita  dengan efektif ketika pencegahan kita juga  efektif.

Jika sudah divaksin, tetapi lepas  kontrol dari protokol kesehatan, ya kita tetap  bisa tertular.

Baca Juga: Jadwal Pemberian Vaksin Covid-19 DKI Jakarta Diundur, Ini Tanggal yang Baru

10.Apa yang terjadi ketika mayoritas masyarakat sudah divaksin?

Vaksin ini tujuannya memberikan  kekebalan kepada  banyak orang.

Jika di  sekelilingnya banyak  yang sudah divaksin,  maka orang yang  tidak tervaksin akan  terlindungi, inilah  yang disebut herd  immunity atau imunitas kelompok.

Tentu  imunitas kelompoknya harus tinggi, sekitar  70 sampai 90 persen populasi di Indonesia.

Bisa bayangkan butuh berapa dosis itu.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.  Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)