Peneliti pusat studi pandan dan gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, menjelaskan tempe memiliki kiasan dan filosofi yang melekat pada budaya Jawa.
“Di suku Jawa terdapat kiasan ‘Yen atine becik, tempene apik’ jadi tempe itu hanya bisa dibuat oleh orang-orang yang hatinya itu bagus, prilakunya bagus."
"Artinya rumah tangganya harmonis dapat memelihara hubungan kekeluargaan rumah tangganya dengan baik,” papar Murdijati kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga: Kian Populer Berkat Ikatan Cinta, Sifat Asli Amanda Manopo Dibongkar oleh Sosok Ini
Zaman dahulu, pembuatan tempe memerlukan kerja sama antar anggota keluarga. Murdijati menjelaskan, proses merebus dan mengupas kedelai biasanya dilakukan kaum laki-laki.
“Tetapi setelah kedelai rebusnya dikupas dan diberi usar (ragi tradisional), selanjutnya yang mengusari adalah perempuan. Perempuan juga harus bersih artinya tidak sedang menstruasi,” jelas Murdijati.
Baca Juga: Sering Lakukan Adegan Mesra dengan Arya Saloka di Sinetron Ikatan Cinta, Amanda Manopo Mengaku Risih