5 Alasan Wajib Nonton Film Tarian Lengger Maut di Bioskop Kesayangan

By Ratih, Senin, 24 Mei 2021 | 10:03 WIB
Poster Tarian Lengger Maut. (Dok. Visinema Pictures) ()

NOVA.id - Setelah setahun mandek karena pandemi Covid-19, industri perfilman Indonesia perlahan bangkit kembali.

Mulai 13 Mei kemarin, film terbaru hasil kolaborasi Visinema Pictures dan Aenigma Pictures, yang berjudul Tarian Lengger Maut sudah tayang di bioskop.

Dibintangi oleh Refal Hady dan Della Dartyan, film yang disutradarai oleh Yongki Ongestu ini akan menyajikan cerita yang kaya akan informasi budaya tentang tari lengger, sebuah tarian tradisional asal Banyumas.

Baca Juga: Pengakuan Refal Hady, Stres Jadi Psikopat di Film Tarian Lengger Maut

Selain itu, masih ada hal-hal seru lainnya yang bisa jadi alasan Sahabat NOVA menyaksikan film ini:

1. Persiapan yang tak biasa

Sebelumnya, film ini berjudul Detak. Namun Visinema Pictures bersama Aenigma Pictures mencoba untuk mengeksplor lagi film ini, sehingga muncullah judul Tarian Lengger Maut.

Lalu apa yang membedakan film ini? Tentu saja akan ada hal-hal yang akan lebih greget dan memberikan pengalaman baru bagi penonton, seperti yang disampaikan oleh Angga Dwimas Sasongko selaku eksekutif produser Visinema Pictures.

"Dua bulan terakhir, tim Visinema dan Aenigma bekerja keras supaya film ini lebih punya experience ketika tayang di bioskop," ungkap Angga.

Baca Juga: Cerita Della Dartyan Jadi Penari Lengger Hingga Disukai Psikopat

2. Mengangkat budaya di Indonesia

Bukan sekedar cerita, tetapi film Tarian Lengger Maut juga akan membuat kita tahu bahwa Indonesia memiliki budaya tradisional bernama tarian Lengger.

Apalagi ada beberapa stigma negatif tentang tarian ini. Di film ini kita akan melihat perspektif yang berbeda tentang tarian lengger. Seperti yang diungkap oleh sang sutradara, Yongki Ongestu.

"Stigma tarian lengger kan banyak yang negatif, kita mau coba angkat dari perspektif yang berbeda dan buat bagaimana supaya anak muda pengin nonton. Dan juga karena ini pengin angkat budaya kita kolaborasi dengan seniman lokal," ujar Yongki.

Baca Juga: Demi Karakter di Film Tarian Lengger Maut, Della Dartyan Sampai Lakukan Ini

3. Melibatkan banyak seniman dan pekerja kreatif lokal

Seperti yang sudah disebutkan oleh Yongki Ongestu, film ini memang melibatkan banyak seniman lokal.

Bukan hanya senimannya saja, tetapi juga pekerja kreatifnya langsung melibatkan dari daerah lokal.

"Visi kita berusaha untuk selalu bisa direct impact kepada pekerja kreatif dan budaya Indonesia setiap kali kita produksi film atau projek apapun. Di Tarian Lengger Maut ini visi kita membangun pekerja kreatif di daerah yang sangat talented," kata Aryanna Yuris, produser Aenigma Pictures.

Sekitar 70 persen filmmaker yang terlibat berasal dari tim lokal. Kemudian juga melibatkan banyak seniman lokal yang ikut masuk di dalam film.

"Kita juga mau mengangkat Banyumas. Kita juga langsung melibatkan seniman lokal karena kita percaya untuk memberi direct impact bukan cuma menceritakan tentang mereka, tapi juga memperlihatkan bagaimana mereka bisa hidup dari skill dan profesi mereka," lanjut Aryanna.

Baca Juga: Berperan Sebagai Sub Zero di Film Mortal Kombat, Joe Taslim: Semua Orang Terkejut

4. Bukan film horor

Jika dilihat dari judulnya, banyak yang akan mengira jika film ini akan memiliki jalan cerita seram seperti horor-horor kebanyakan kan? Kalau kamu menebak demikian.

Sayangnya tebakan tersebut salah.

Karena film ini bergenre thriller, Sahabat NOVA harus nonton untuk menyaksikan sendiri cerita yang mendebarkan dari film ini.

"Karena walau judulnya 'maut' bukan berarti horor. Karena maut kan bisa kematian, pembunuhan," kata sutradara Yongki Ongestu.

Baca Juga: Segera Tayang, Film Korea Sweet & Sour Bercerita Soal Hubungan LDR

5. Akting yang tak biasa

Di film ini penonton akan melihat akting yang tak biasa dari Refal Hady dan Della Dartyan.

Film ini menjadi momen keluar dari zona nyaman untuk Refal Hady.

Di sini Refal Hady berperan sebagai dokter Jati yang hidupnya memiliki trauma dan misterius.

Untuk mendalami peran ini, Refal Hady mengaku sempat kehilangan empati sebagai seorang manusia.

"Kita pemain punya waktu yang cukup lama untuk mendalami peran, termasuk mendalami cara berpikir dan ada satu treatment yang itu sampai menghilangkan empati gue sebagai Refal Hady," ungkapnya.

Sementara Della Dartyan berperan sebagai Sukma yang tak lain adalah seorang penari lengger.

Demi bisa membawakan budaya asal Banyumas itu, Della menghabiskan waktu dua bulan untuk belajar menari.

Baca Juga: Main di Film Hari yang Dijanjikan, Agla Artalidia: Melihat Banyak Sisi Pandemi

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)