Mengenal Proses Contour Wajah dengan Botox, Ini Penjelasan Ahlinya

By Dionysia Mayang Rintani, Jumat, 28 Mei 2021 | 23:00 WIB
Mengenal Proses Contour Wajah dengan Botox (istock)

NOVA.id – Perawatan wajah demi memiliki wajah cantik dan sehat perlu kita lakukan.

Bahkan, tak sedikit juga yang melakukan perawatan khusus untuk memperbaiki contour wajah.

Salah satu tempat yang memiliki layanan ini adalah Dermalounge, yang terletak di Jl. Gunawarman, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Selain Implan Payudara, Krisdayanti Juga Suntik DNA Ikan Salmon

Di sini, kita bisa melakukan perawatan untuk memperbaiki contour yang dilakukan oleh tenaga medis profesional dengan tindakan minimalis.

Menurut dr. Paulus dari Dermalounge Clinic, salah satu jenis treatment yang ditawarkan oleh Dermalounge, adalah Dermatoxin.

Dermatoxin berisi botolinum toxin, yang tersedia dengan merek Botox, Xeomin, maupun Lanzox, yang semuanya aman, memiliki  izin edar BPOM dan FDA (Food and Drug Administration) Approved.

Baca Juga: Bentuk Rahang Lebih Indah dengan Botox, Bikin Kita Makin Percaya Diri!

Dokter Paulus menjelaskan, sebenarnya penggunaan botox bertujuan untuk melemahkan otot.

“Biasanya otot yang dikehendaki untuk dilemahkan, adalah otot dahi, rahang, dan sekeliling mata. Seiring bertambahnya usia, daerah tersebut paling sering menjadi keriput atau berkerut,” jelasnya.

Kerutan yang terjadi erat kaitannya dengan bertambahnya usia seseorang dan juga karena adanya gravitasi.

Baca Juga: Berita Terpopuler: Pedangdut Ini Terang-terangan Ngaku Naksir Lesty Kejora hingga Paranormal Ini Terawang Hubungan Rizki DA dan Nadya Mustika

“Untuk menghindari terjadinya kontraksi-kontraksi otot-otot yang mengakibatkan terjadinya kerut, dibutuhkan yang namanya terapi botox,” ucap dr. Paulus sudah selama belasan tahun terakhir menggeluti dunia estetika.

Jadi, secara sederhana botox merupakan perawatan yang ampuh untuk menghilangkan kerutan, membentuk contour muka lebih tirus, menjadikan kulit lebih kencang dan bercahaya.

Hasilnya akan terlihat dan menjadikan pasien terlihat beberapa tahun lebih muda.”

Baca Juga: Foto Perubahan Wajah Lesty Kejora Jadi Sorotan, Inul Daratista Langsung Pasang Badan

Contoh lainnya ujar dr. Paulus, misalnya untuk otot kunyah.

Ada sejumlah orang pada rahangnya, sebagai akibat penggunaan yang berlebihan saat mengunyah makanan, dan juga karena tekstur mukanya  besar, maka rahangnya kelihatan menonjol (keluar).

Hal tersebut menjadikannya seolah-olah mukanya terlihat chubby.

Baca Juga: Mengenal E Shape, Perawatan yang Bikin Wajah Ideal dan Awet Muda

Untuk mengatasinya, dapat  dilakukan terapi botox, agar mengurangi shape dari otot wajah tersebut menjadi tirus.  

“Botox bukanlah terapi yang permanen, berumur antara 6 bulan sampai 1 tahun, sampai otot tersebut akan kembali lagi ke bentuk semula,” jelasnya.

Setelah lewat 6 bulan atau satu tahun, maka biasanya diperlukan evaluasi dan koreksi atau re-touch bagi pasien tersebut.

Baca Juga: Sampai Suntik Botox Demi Cantik di Hadapan Fadel Islami, Kini Muzdalifah Rombak Tubuh yang Kagetkan Warganet!

 

 

Hal-hal yang mempengaruhi otot kembali ke bentuk semula itu, antara lain adalah aktivitas otot, usia seseorang, serta kebiasaan lainnya, misal seseorang yang sangat ekspresif rautnya.

Tindakan botox  dilakukan dengan cara disuntikkan di bagian tubuh yang ingin dikoreksi, dengan jumlah tertentu sesuai kebutuhan.

Botox tidak hanya diperlukan untuk koreksi bentuk wajah, akan tetapi ada fungsi lain yang dapat diatasi dengan terapi botox, misalnya untuk mengatasi keringat berlebih misalnya pada kulit kepala, bagian ketiak dan lipatan paha, keringat berlebih pada telapak kaki sehingga mencegah tumbuhnya jamur, juga dapat mengatasi terjadinya migrain, serta nyeri pada tumit karena menggunakan sepatu hak tinggi.

Baca Juga: Alami Keringat Berlebih, Chrissy Teigen Lakukan Suntik Botox di Ketiak

Kendati dapat mengoreksi bentuk wajah sesuai kebutuhan, kita juga perlu mewaspadai efek samping yang timbul, akibat dari tindakan botox.   

Oleh karena itu, tindakan botox harus dilakukan oleh dokter yang sudah berpengalaman dan ahli dalam mengerjakan botox.

“Sebelum menjalankan prosedur, pasien pun sudah harus mengetahui dengan pasti efek samping yang nantinya mungkin saja muncul, sehingga di sini kami perlu melakukan edukasi dan pemberian informasi secara jelas,” jelasnya.

Baca Juga: Demi Tampil Muda Bak Seusia Fadel Islami, Muzdalifah Rela Suntik Botox, Hasilnya Instan?

Sesuai etika kedokteran, pada saat melakukan tindakan itu, harus ada prosedur yang dinamakan inform concern.

Reaksi yang umum atau biasa terjadi setelah botox seperti sakit kepala yang berlangsung 3 hari atau kurang.

Selain itu ada juga pasien yang kadang tubuhnya meriang atau demam, yang dapat diatasi dengan obat-obatan ringan.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)