NOVA.id - Banyak orang yang memilih emas sebagai instrumen investasi.
Pasalnya, emas dianggap aman karena tidak terlalu berisiko.
Selain itu, emas juga diminati karena mudah dilakukan.
Baca Juga: 5 Tips Renovasi Rumah Tanpa Utang, Salah Satunya Investasi Emas Online
Dengan adanya kemajuan teknologi, kita bisa melakukan investasi emas online hanya dengan menggunakan smartphone dan koneksi internet.
Bahkan, kita bisa mulai investasi emas online dengan harga yang terjangkau.
Meski begitu, saat berinvestasi emas kita perlu memperhatikan harganya karena bisa naik dan turun.
Baca Juga: Pandemi Belum Selesai, Lebih Baik Investasi Emas Online atau Properti?
Misalnya, pada tahun 2015 harga emas di Indonesia berkisar Rp 490.000 sampai Rp 530.000 per gram, tetapi pada Sabtu (12/06) kemarin, harga emas sudah menyentuh Rp 948.000 per gramnya.
Agar kita mendapat untung yang maksimal saat berinvestasi emas, kita harus mengetahui pergerakan harga emas dari waktu ke waktu.
Namun, sebenarnya apa sih yang menyebabkan harga emas sering naik dan turun? Dikutip dari Kompas.com, berikut ini 5 penyebab harga emas sering naik dan turun.
Baca Juga: Cara Investasi Emas Online untuk Pemula, Cukup Ingat 5 Hal Ini!
1. Ketidakpastian kondisi global
Salah satu pemicu naik turunnya harga emas yaitu adanya berbagai situasi di sekeliling kita, seperti ekonomi, politik, atau bahkan perang.
Biasanya, harga emas akan melonjak naik saat terjadi perang atau krisis.
Seperti belakangan ini terjadi situasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Situasi tersebut pun menyebabkan kenaikan harga emas, sehingga membuat para investor berbondong-bondong berinvestasi aset aman, salah satunya emas.
Baca Juga: Simak, Ini 4 Tips Kumpulkan Dana Darurat dengan Investasi Emas Online
Namun, saat situasi krisis tersebut mulai membaik, emas akan kekurangan peminat dan bisa menyebabkan harganya turun.
Ada tiga alasan mengapa emas jadi pilihan saat terjadi krisis.
Pertama, nilai emas tetap terjaga meski ada inflasi atau deflasi.
Kemudian, nilai emas juga terjaga meski ada perang atau krisis ekonomi.
Terakhir, permintaan emas tidak akan berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas.
Baca Juga: Ini 4 Kesalahan Investasi Emas Online yang Perlu Kita Hindari
2. Penawaran dan permintaan emas
Permintaan emas lebih tinggi daripada penawarannya, sehingga harga emas ini akan naik.
Sebaiknya, harga emas akan turun jika penawarannya lebih tinggi daripada permintaannya.
Diketahui, ketersediaan emas di dunia terbatas. Selain hasil pertambangan, produksi emas juga berasal dari daur ulang emas.
Baca Juga: Gandeng Pegadaian, Begini Cara Investasi Emas Online Lewat LinkAja
3. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter yang diambil bank sentral AS juga sangat mempengaruhi harga emas.
Kebijakan moneter itu maksudnya adalah kebijakan meningkatkan atau menurunkan suku bunga.
Apabila suku bunga diturunkan, maka harga emas berpotensi naik.
Sehingga, dollar menjadi tak menarik sebagai pilihan investasi, dan investor lebih memilih emas.
Baca Juga: 4 Tips Siapkan Biaya Pendidikan Anak dengan Investasi Emas Online
4. Inflasi
Semakin tinggi tingkat inflasi, harga emas pun akan semakin mahal.
Itu terjadi karena masyarakat tak mau menyimpan aset dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih emas yang harganya cenderung stabil.
Karena semakin diminati, harga emas pun akan ikut meningkat.
Baca Juga: Mulai dari Rp10.000, Begini Cara Investasi Emas Online di Kantor Pos
5. Nilai tukar dolar AS
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar AS ke rupiah.
Sehingga, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah, maka harga emas lokal akan menguat. Begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Investasi Emas Online Bisa Lancar Jika Gaji Dialokasikan ke 3 Hal Ini
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)