Stop Diskriminasi di Kantor, Begini Cara Kita untuk Mencegahnya

By Dinni Kamilani, Rabu, 16 Juni 2021 | 08:30 WIB
Ilustrasi (iStock)

NOVA.id -  Kebanyakan dari kita sudah akrab dengan konsep mentoringMentoring biasanya dilakukan oleh karyawan yang lebih senior yang ditugaskan untuk membimbing rekan kerjanya yang lebih junior.

Namun, bagaimana jika kami memberi tahu Anda bahwa hal ini dapat terjadi sebaliknya?

Masa di mana senioritas dianggap sebagai superioritas telah berlalu. Saat ini dunia yang serba cepat telah menghasilkan semakin banyak generasi milenial yang menjadi bagian dari sebuah tempat kerja.

Baca Juga: Tips Investasi Emas Online untuk Generasi Milenial, Pasti Makin Cuan!

Generasi milenial saat ini mendominasi populasi penduduk di Indonesia. Milenial yang lahir antara tahun 1981-1996 merupakan 25,87% dari total populasi atau setara dengan 69,38 juta jiwa.

Hal ini menjadikan generasi milenial sebagai roda penggerak yang signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Generasi milenial biasanya memiliki karakter yang fleksibel, mudah beradaptasi, dan tech-savvy (melek teknologi), kaum milenial juga menawarkan banyak hal dalam lingkungan kerja, sehingga generasi yang lebih tua harus banyak belajar dari generasi muda.

Baca Juga: Hati-Hati, Lembur Kerja Bisa Tingkatkan Risiko Stroke dan Serangan Jantung

Maka dari itu, banyak perusahaan seperti 3M, yang menjadikan kaum milenial sebagai pendamping maupun mentor bagi para pemimpin senior. Hal inilah yang kemudian disebut dengan reverse mentoring.

Terdapat beberapa manfaat dari program ini, beberapa diantaranya adalah memberikan menanamkan perspektif yang lebih kritis mengenai pemikiran strategis, kepemimpinan, pola pikir, dan nilai-nilai di tempat kerja.

Generasi milenial juga dapat memberikan masukan kepada para pemimpin mengenai pemikiran kaum yang lebih muda, dan memberikan kesempatan kepada para pemimpin untuk lebih memahami nilai, prioritas serta motivasi, bagaimana kaum muda ingin diperlakukan, dan bagaimana mengoptimalkan bakat mereka untuk meningkatkan keterlibatan serta retensi, yang pada akhirnya membangun jembatan antar generasi.

Baca Juga: Bisa Jadi Inspirasi, Simak Cerita Para Milenial yang Sukses Berbisnis hingga ke Luar Negeri

Hal ini dapat mempermudah dalam menghadapi ageisme (diskriminasi usia) di tempat kerja secara langsung, dengan mengajak generasi muda dan tua untuk berbagi perspektif mereka, menumbuhkan pemahaman yang lebih baik, serta menghilangkan mitos. 

Mentoring dua arah

Di sisi lain, karena pandemi Covid-19 yang mengharuskan pekerjaan dilakukan dari rumah, memiliki mentor menjadi hal yang sangat penting dalam membantu karyawan yang lebih muda, terutama karyawan baru.

Pemimpin yang lebih senior dapat memberikan pemahaman mengenai perubahan dan perspektif dalam dunia kerja yang baru.

Baca Juga: Rekomendasi Platform Lowongan Pekerjaan yang Bisa Mempermudah Kamu

Di luar pengalaman yang akan diperoleh oleh mentor yang lebih muda dari senior mereka, reverse mentoring merevolusi model mentoring tradisional.

Program ini memungkinkan komunikasi dua arah dan pendekatan percakapan yang lebih. Melalui program ini, karyawan yang lebih muda dapat berbagi wawasan mereka, dan didengarkan.

Selain meningkatkan moral dan produktivitas, reverse mentoring bahkan memungkinkan karyawan yang lebih muda memengaruhi keputusan perusahaan di tingkat yang lebih tinggi.

Baca Juga: 4 Sifat yang Harus Dijauhi agar Kita Mendapat Teman di Kantor

Hal yang Perlu Dipersiapkan Perusahaan

Untuk memaksimalkan program ini, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan.

Pertama, dari awal, semua mentor muda dan pemimpin harus memiliki motivasi yang cukup jelas. Sebelum bergabung, karyawan yang berpartisipasi harus memikirkan alasan mengapa mereka ingin berpartisipasi.

Selanjutnya, mereka harus menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas untuk memastikan program tersebut bermanfaat bagi mereka.

Baca Juga: 6 Cara Mencintai Diri Sendiri, Ikuti Langkah Ini agar Lebih Bahagia

 

Ketiga, mereka harus menetapkan batasan yang jelas antara topik pekerjaan dan pribadi yang sejalan dengan komitmen bersama terhadap program.

Terakhir, baik mentor muda maupun para pemimpin harus tetap berpegang pada peran yang ditugaskan.

Seorang eksekutif senior harus menahan diri agar tidak kembali ke ‘mode kepemimpinan’, sementara karyawan yang lebih muda harus terus menjadi 'guru' bagi para peserta mereka.

Baca Juga: Survei Nenilai Ungkap 10 Nilai Pribadi Penting untuk Kemajuan Indonesia

Percakapan dan sharing yang teratur dapat menghilangkan stereotip mengenai usia di tempat kerja. Stereotip pada dasarnya adalah konsep yang salah.

Tidak ada junior yang terlalu muda untuk memimpin ataupun mengajar, dan tidak ada senior yang terlalu tua untuk mempelajari hal baru.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)