Program Hamil Tak Harus Selalu dengan Program Bayi Tabung, Kok

By Maria Ermilinda Hayon, Senin, 21 Juni 2021 | 07:30 WIB
Menentukan program kehamilan dengan pasangan (istock)

“Jadi di kita akan melihat dan mengkaji secara keseluruhan, yakni melihat kesehatan rahim, melihat kesehatan sperma, dan melihat kesehatan tuba. Tiga hal ini adalah kunci untuk memahami kesuburan suatu pasangan, untuk menilai dan mengkaji program hamil mana yang tepat,” jelas dr. Pandji Sadar, CEO dari Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (PFBI) dalam acara perayaan 2 tahun PFBI dan launching paket #SadarSubur (31/05).

Program hamil yang dianjurkan pun tak melulu mengarah pada program bayi tabung atau IVF (in vitro fertilisation).

Itulah gunanya melakukan tes kesuburan agar bisa menyetel program yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan kita dan pasangan.

Baca Juga: Berikut Rekomendasi Klinik Kesuburan dengan Teknologi Canggih di Serang

Ada beberapa program kehamilan lain seperti inseminasi buatan dengan teknik intrauterine insemination, dan intracytoplasmic sperm injection (ICSI) yang bisa jadi rujukan.

Tapi, apa yang menentukan kita lebih baik mengambil program kehamilan yang satu daripada yang lainnya?

“Banyak faktor-faktor dari ayah dan bunda untuk penentuan program hamilnya. Banyak sekali contoh, ada yang mengalami kondisi miom dan diangkat miomnya bisa hamil naturaly, bahkan tanpa harus inseminasi. Ada juga yang harus diambil dulu spermanya dari buah zakar kalau ada masalah azoospermia atau oligospermia untuk dilakukan inseminasi atau bayi tabung. Makanya multifaktorial untuk penentuan program hamilnya,” jelas dr. Pandji.

Baca Juga: Waspada, 5 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Menyebabkan Perempuan Sulit Hamil