NOVA.id - Setahun setelah kepergian sang suami, Wahyu Indra Utama, penyanyi Intan RJ masih berjuang untuk bangkit.
Perempuan 36 tahun itu bahkan mengaku baru bisa tidur dan makan dengan cukup tenang beberapa bulan ini.
Kendati demikian, ia masih memiliki trauma yang harus dihadapinya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Yuk Jaga Kesehatan Paru-Paru dengan Konsumsi 9 Makanan Ini
Wahyu Indra Utama meninggal dunia pada Sabtu (14/03/2020) silam setelah seminggu koma di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan.
Melansir Tribun Mataram, kerabat dekat dari Intan RJ, Emi, mengatakan bahwa meninggalnya Indra Utama disebabkan oleh penyakit infeksi paru-paru.
Kondisi Indra Utama yang semakin menurun membuat dokter harus memasang ventilator.
Baca Juga: 2 Tanda Anak Alami Pneumonia, Radang Paru-Paru yang Bisa Picu Kematian
Selain itu, adik Intan RJ, Muhammad Anton menyebut kakak iparnya itu juga mengalami pembengkakan di kepala.
Diduga, kondisi tersebut akibat jatuh dari tangga yang menyebabkan luka.
Kepergian sang suami yang sangat mendadak meninggalkan luka begitu mendalam pada Intan RJ.
Sampai-sampai ia harus dibantu oleh dokter kejiwaan dan psikolog untuk bisa melanjutkan hidup.
Baca Juga: Yuk Konsumsi 7 Jenis Makanan Ini agar Paru-Paru Kita Tetap Terjaga Kesehatannya
"Aku sambil konsultasi ke dokter kejiwaan, dokter psikolog, karena aku susah ngebedain alam nyata sama alam mimpi," ujarnya, dikutip dari YouTube CumiCumi, Jumat (25/06).
Meskipun sempat panik, kondisi yang dialami oleh Intan RJ ternyata normal.
"Ini aku waras apa enggak, ini aku stres apa enggak, makanya akhirnya aku konsul ke dokter kejiwaan."
"Ini gue sebenarnya normal enggak sih, tapi semua Alhamdulillah bilang (dokter kejiwaan) bilang itu normal," sambungnya.
Baca Juga: Mengenal Efusi Pleura, Penumpukan Cairan di Paru-Paru yang Dialami Istri Indra Bekti
Setelah hampir setahun jatuh, Intan RJ perlahan bangkit dan bisa tidur serta makan dengan tenang.
"Jujur aku akuin, baru enak makan, enak tidur, di awal tahun 2021, setelah almarhum pergi, beliau kan Maret perginya," akunya.
Kendati demikian, ia mengaku masih trauma saat mendengar suara ambulans.
"Deep inside aku, jujur aku punya trauma sendiri. Kalau denger ambulance aku bisa nge-blank, kalau aku lagi nyetir aku bisa nge-blank," tandasnya.
Baca Juga: Happy Hypoxia, Gejala Baru Pasien OTG Covid-19 yang Mengancam Nyawa
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)