Investasi Emas Online hingga Saham, Ini 6 Jenis Investasi Jangka Panjang

By Presi, Selasa, 20 Juli 2021 | 22:02 WIB
Ilustrasi investasi emas online (torwai)

NOVA.id - Banyak manfaat yang akan kita rasakan jika berinvestasi, mulai dari melindungi kekayaan hingga bisa mencapai keadaan merdeka finansial.

Sebelum mulai berinvestasi, kita perlu menentukan tujuan dari investasi itu sendiri dan memahami profil risiko.

Dari kedua informasi itulah, kita bisa menentukan jangka waktu dan jenis investasi yang sebaiknya dipilih.

 Baca Juga: Ini Alasan Investasi Emas Online Cocok untuk Generasi Milenial

Dilihat dari jangka waktunya, investasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

Ada cukup banyak instrumen investasi yang masuk ke dalam kategori investasi jangka panjang, salah satunya adalah investasi emas online.

Dikutip dari Tribunnews, berikut ini 6 produk investasi jangka panjang.

Baca Juga: Jenis Investasi yang Cocok untuk Usia Tua, Ada Investasi Emas Online

1. Deposito

Berbeda dengan tabungan, deposito memiliki tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.

Karena suku bunga deposito lebih tinggi dari pada tabungan biasa, uang yang kita investasikan ke deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu.

Pasalnya, ada tenor yang mengikat, mulai dari 3 bulan, 6 bulan, hingga 1 tahun.

Baca Juga: Investasi Emas Online di DANA Makin Menarik dengan Pembaruan Fitur

2. Emas

Selain berisiko rendah, nilai emas cenderung stabil dan mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Kita bisa memilih emas batagan, alih-alih perhiasan, karena nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya.

Selain membelinya di toko, kini kita juga bisa melakukan investasi emas online lewat aplikasi.

Misalnya, lewat Tokopedia, kita bisa membeli dan menjual emas dalam nominal paling rendah sekalipun, yakni minimal Rp 5.000.

Baca Juga: 4 Investasi yang Bikin Uang Berlipat Ganda, Ada Investasi Emas Online?

3. Properti

Investasi properti akan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi.

Kita bisa mulai berinvestasi dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi.

Selain itu, kita juga bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan.

Meski risikonya terbilang rendah, properti adalah aset yang bisa rusak oleh waktu.

Baca Juga: Pandemi Belum Selesai, Lebih Baik Investasi Emas Online atau Properti?

4. Saham

Ketika kita membeli saham, artinya kita membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.

Keuntungan investasi saham biasanya berasal dari dividen, return yang diperoleh perushaan, dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri.

Meski begitu, tidak semua perusahaan membagikan dividen kepada investor.

Dibanding deposito, emas, dan properti, saham memiliki risiko yang paling tinggi.

Baca Juga: Pintar Atur Uang: 3 Tips Bermain Saham untuk Pemula dari Trader Berpengalaman, Simak Yuk!

 

5. Reksa dana

Ada lima jenis reksa dana, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana index.

Kelima reksa dana itu mempunyai potensi dan risiko yang berbeda beda.

Untuk risiko terendah ada reksadana pasar uang.

Jika ingin membeli reksa dana, pastikan untuk memahami profil risiko terlebih dahulu.

Baca Juga: Makin Banyak Cuan Main Investasi Reksa Dana, Begini Cara Mainnya!

6. Peer to Peer Lending

Dalam investasi ini, pada dasarnya kita meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu ataupun badan usaha.

Suku bunga peer to peer lending ini terbilang cukup menarik.

Banyak fintech lending yang menawarkan suku bunga pinjaman mencapai 18% per tahunnya.

Selain itu, kamu juga bisa mulai berinvestasi peer to peer lending mulai dari Rp100.000 saja.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)