Rita Tila, Bangga Buktikan Seniman Tradisional Bisa Mendunia

By Dinni Kamilani, Selasa, 3 Agustus 2021 | 20:01 WIB
Rita Tila: Bangga Jadi Pesinden yang Mendunia (DOK. RITA TILA)

NOVA.id - Bagi pecinta lagu tradisional, khususnya lagu Sunda, pasti sudah enggak asing lagi mendengar nama pesinden Rita Tila.

Kepiawaiannya menyinden tak perlu diragukan lagi, bahkan kemampuannya itu telah diakui di kancah internasional.

Kepada NOVA, Rita bercerita bahwa dia dilahirkan dari keluarga seniman. Ibunya pesinden dan kakeknya seorang dalang, jadi tak heran kalau seni sudah mendarah daging dalam dirinya sejak kecil.

Baca Juga: 7 Atlet Perempuan yang Raih Medali Emas di Kejuaraan Dunia, Ini Daftarnya

“Awal karier memang semua berawal dari keluarga. Kakek juga seniman, ada gamelan, latihan latihan (seni). Secara enggak langsung saya melihat dan mau belajar. Lingkungan sangat mendukung. Saya suka mendengar musik dan tarian tradisional,” cerita perempuan kelahiran Sukabumi, 16 Desember 1984 ini.

Ikut Lomba

Bakat dan lingkungan yang mendukung membuat Rita makin menyukai seni tradisional. Itu sebabnya, begitu masuk bangku sekolah dasar, dia mulai banyak ikut berbagai lomba, mulai pupuh, tarian jaipong, hingga silat.

Baca Juga: Sarah Gilbert, Sosok Inspiratif di Balik Penemuan Vaksin AstraZeneca

“Dari perlomban itu saya dapat juara satu, (juara) favorit. Semua membuat saya ingin terus belajar,” tambah Rita.

Menurut Rita, dia memulai karier profesionalnya di bidang seni sejak usia 5 tahun. Waktu itu dia merasa sudah dikenalkan dengan dunia kerja.

Rita cerita, “Jadi sebelum sekolah saya didandanin nenek, terus menari dan menyanyi, lalu dibayar sama nenek-kakek Rp1.500 dan dikumpulkan untuk masuk sekolah.”

Baca Juga: Profil Windy Cantika, Peraih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo

Bagi Rita, momen itu mengajarkan dia bahwa keringat yang dihasilkannya saat menari dan menyanyi itu dihargai.

Bahkan ketika dia manggung di lingkungan sekitar dapat honor Rp1.500. Namun, masa-masa mulai beranjak remaja Rita mengalami momen pahit.

Tahun 1995, ayahnya di-PHK, lalu ibunya juga nyaris tak pernah manggung lagi. Saat itu keluarganya benarbenar mengalami kesulitan ekonomi.

Baca Juga: Sama-Sama dari Keluarga Politisi, Ini Kisah Cinta Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie

“Kami merasakan kesengsaraan hebat. Bisa dibilang susah, keluarga seniman itu kalau manggung baru punya uang,” ungkapnya.

Beruntung nasib baik masih memihak Rita, pada tahun yang sama, tiba-tiba saja seorang produser mengajaknya rekaman album lagu anak berjudul Degung Murangkalih di Bandung.

Saking senangnya, perempuan berparas cantik ini memberikan honor hasil rekaman ke orangtuanya untuk kebutuhan Lebaran, seperti beli baju dan makanan.

Baca Juga: Cerita di Balik Video Edukasi Dokter Marlina yang Sering Viral

Keliling Dunia

Rasanya, album rekaman yang dihasilkan pada masa itu membawa keberuntungan pada Rita. Pada 2002 namanya makin dikenal, terutama setelah jadi juara favorit dalam lomba sinden Pasanggiri Kepesindenan Piala Titim Fatimah.

Bahkan, kemampuannya sebagai penyanyi sinden membuatnya keliling dunia. Rita ingat, pada tahun yang sama dia tampil juga dalam sebuah acara budaya di Thailand.

Baca Juga: Dikabarkan Meninggal Dunia Hari Ini, Inilah Profil Peramal Mbak You

Lalu pada tahun 2005, perempuan murah senyum ini mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat pada masa itu sebagai Penyanyi Pop Sunda Berprestasi.

Penghargaan itu membuatnya rutin menjelajahi berbagai negara di Asia, Australia, Eropa, hingga Amerika untuk mengenalkan budaya Indonesia.

Selain menyanyi, Rita juga dipercaya mengajar vokal dan gamelan di beberapa universitas di Amerika Serikat, seperti Emory University, Ohio University, Atlanta University dan Pittsburgh University.

Baca Juga: Biodata Aktris Sinetron Lulu Tobing, yang Kini Gugat Cerai Suaminya

Kata Rita, “Di dunia internasional sangat diterima (sinden), karena mereka bisa menyimpulkan bahwa teknik sinden ini sebagai healing, karena mendayu-dayu. Ada nada tinggi, low, yang disebut seriosa versi mereka.”

Rita mengaku bangga dengan profesinya sebagai penyanyi tradisional. Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini bilang, “Saya senang sekali disebut pesinden, ketimbang penyanyi dangdut atau pop. Kenapa? Karena bagisaya, berkecimpung di ranah tradisi masing masing, kalau aku kan Sunda, merasa bahagia dan bangga.”

Itu sebabnya, Rita berharap generasi muda juga mencintai dan memperjuangkan seni budaya daerahnya, termasuk sinden. Kalau ada anak muda yang sedang belajar sinden, ibu dari tiga anak ini berpesan supaya tak mudah putus asa.

Baca Juga: Deretan Aktris Ini Sukses Perankan Sosok Ibu Kartini, Siapa Saja?

 

 

“Jangan berhenti untuk belajar berproses, dan jangan setengah-setengah. Harus dilakukan dengan rasa bahagia dan suka cita. Karena kalau dilakukan dengan sunggung-sungguh, akan menghasilkan sesuatu yang baik,” kata Rita.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)