Apa Itu Badai Sitokin? Ini Pengertian, Cara Mencegah, dan Pengobatannya

By Presi, Selasa, 24 Agustus 2021 | 15:02 WIB
Badai sitokin tak hanya dialami oleh mereka yang Covid-19, orang dalam kondisi tertentu pun bisa terkena badai sitokin (pixabay/kalhh)

NOVA.id - Belakangan ini, publik dihebohkan dengan kondisi badai sitokin yang bisa menyerang pasien covid-19.

Hal itu bermula saat presenter Deddy Corbuzier yang mengaku mengalami badai sitokin saat covid-19 sampai hampir meninggal dunia.

Namun, masih banyak orang yang belum tahu dan bertanya 'Apa itu badai sitokin?'

Baca Juga: Waspada! Ini Gejala Badai Sitokin yang Dialami Pasien Covid-19

Dikutip dari Kompas.com, badai sitokin merupakan sindrom yang mengacu pada sekelompok gejala medis di mana sistem kekebalam tubuh mengalami terlalu banyak peradangan.

Kondisi tersebut membuat organ gagal berfungsi dan memicu kematian.

Sementara itu, secara sederhana, sitokin merupakan respons imun seluler tubuh terhadap infeksi.

Baca Juga: Bukan Anosmia, Deddy Corbuzier Alami Ini Saat Positif Covid-19

Respons sitokin tersebut merupakan bagian pertahanan tubuh melawan "benda asing" yang masuk ke dalam tubuh tersebut bersama sel darah putih manusia.

Hal itu dijelaskan oleh Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander Ginting saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/08).

Namun, jika kita dalam kondisi terpapar covid-19, respons tersebut dapat bisa terjadi berlebihan dan merusak organ tubuh.

Baca Juga: Munculnya Tiba-Tiba, Catat Perbedaan Anosmia dan Flu Biasa Berikut

Alex menyebut, badai sitokin bisa memperburuk gejala covid-19 meski kita sudah dinyatakan negatif.

Gejala-gejalanya yaitu seperti paru-paru menjadi fibrosis, edema, sehingga mengganggu oksigenasi.

Selain itu, terjadi gagal ginjal, kekentalan darah, CRP di darah yang tinggi, dan lainnya.

Meski begitu kita tetap bisa mencegah kondisi parah badai sitokin, yaitu dengan segera berobat pada fase 1 dengan gejala atau tanpa gejala.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Keliling Jakarta Selasa 24 Agustus, Jangan Terlewat!

"Atasi komorbid yang ada. Sebaiknya dirawat di isoter (isolasi terpusat) daripada isoman (isolasi mandiri) tanpa pengawasan. Jika saturasi di bawah 95, segera ke rumah sakit," tutur Alex.

Alex mengimbau, seseorang dengan hasil PCR positif perlu mewaspadai perburukan gejala oleh karena badai sitokin (cytokine storm) dan perburukan klinis oleh karena penyakit penyerta (comorbid).

Cara pengobatan badai sitokin

Baca Juga: 10 Varian Covid-19 yang Ada di Dunia, Banyak yang Mudah Menular

Untuk pengobatan, obat anti-interleukin-6, seperti Tocilizumab dan Sarilumab sudah digunakan pada uji klinis pasien Covid-19.

Selain itu, vitamin C dapat diberikan kepada pasien yang terpapar Covid-19.

Pasalnya, vitamin C bersifat antioksidan yang disebut dapat mengurangi keparahan badai sitokin. 

Baca Juga: Mitos Vaksin Covid-19 Banyak Beredar, Ini Penjelasan dari Ahli

 

 

Badai sitokin yang terjadi bergantung pada daya tahan tubuh atau sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus yang masuk.

Apabila kita memiliki daya tahan tubuh kuat, virus yang masuk bisa dikalahkan dan pasien Covid-19 bisa sembuh.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)