NOVA.id - Banyak orang mengira penyebab badai sitokin hanya karena virus corona.
Apa itu badai sitokin?
Badai sitokin adalah reaksi inflamasi atau peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi dari virus yang masuk ke tubuh.
Baca Juga: Apa Itu Badai Sitokin? Ini Pengertian, Cara Mencegah, dan Pengobatannya
Dalam arti lain badai sitokin merupakan sindrom yang mengacu pada sekelompok gejala medis di mana sistem kekebalan tubuh mengalami terlalu banyak peradangan.
Sehingga badai sitokin seringkali menyebabkan kematian pada pasien Covid-19, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
Selain Covid-19, bada sitokin juga bisa disebabkan beberapa kondisi ini:
Baca Juga: Waspada! Ini Gejala Badai Sitokin yang Dialami Pasien Covid-19
1. Sindrom Genetik
Orang dengan sindrom genetik tertentu cenderung mengalami badai sitokin.
Misalnya orang sengan kondisi yang disebut familial hemophagocytic lymphohistiocytosis (HLH).
HLH adalah kondisi genetik yang menyebabkan masalah spesifik pada sel sistem kekebalan tertentu.
Di mana orang yang memiliki kondisi genetik cenderung mengembangkan badai sitokin sebagai respons terhadap infeksi, biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama kehidupan.
Baca Juga: 10 Varian Covid-19 yang Ada di Dunia, Banyak yang Mudah Menular
2. Infeksi
Jenis infeksi tertentu juga dapat memicu badai sitokin pada beberapa orang, termasuk yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan agen lainnya.
Salah satu jenis virus yang paling umum menyebabkan badai sitokin adalah virus influenza A (virus yang menyebabkan flu biasa).
Dalam sejarahnya,, diperkirakan badai sitokin menjadi alasan kuat tingginya tingkat kematian pada orang dewasa muda selama pandemi influenza pada 1918.
Selain influenza, adappun penyebab infeksi umum lainnya yakni virus epstein-barr dan cytimegalovirus.
Di samping itu, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 lebih rentan menyebabkan badai sitokin jika dibandingkan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya.
Inilah alasan besar mengapa virus Covid-19 ini menjadi masalah di seluruh dunia.
Baca Juga: Munculnya Tiba-Tiba, Catat Perbedaan Anosmia dan Flu Biasa Berikut
3. Penyakit autoimun
Orang dengan sindrom autoimun memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom badai sitokin.
Contohnya pada penyakit Still, lalu pada remaja dengan arthritis idiopatik sistemik (JIA), dan lupus.
Dalam kondisi tersebut, badai sitokin sering disebut sebagai sindrom aktivasi makrofag.
Selain ketiga kondisi di atas, badai sitokin juga terkadang timbul karena efek samping dari terapi medis tertentu.
Misalnya terjadi setelah seseorang terapi leukimia atau lebih dikenal dengan terapi CAR-T (sel T reseptor antigen chimeric).
Jenis lain dari imunoterapi juga kadang-kadang disebabkan badai sitokin sebagai efek samping.
Badai sitokin juga dapat terjadi dalam situasi medis lainnya seperti setelah menerima transplantasi organ atau sel induk.
Tak sampai di situ saja jenis kanker tertentu pun mampu menyebabkan badai sitokin, seperti halnya kondisi yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh layaknya AIDS.
Baca Juga: Bukan Anosmia, Deddy Corbuzier Alami Ini Saat Positif Covid-19
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Selain Covid-19, Berikut Ini Berbagai Kondisi yang Bisa Menyebabkan Badai Sitokin