Sering Meneriaki Anak Bawa Dampak Buruk, Ini 5 Cara Menghentikannya

By Annisa Octaviana, Jumat, 27 Agustus 2021 | 16:03 WIB
tips berkomunikasi dengan anak (fizkes)

NOVA.id – Sahabat NOVA, ketika sedang meluapkan kemarahan sering kali kita meneriaki anak.

Padahal, cara tersebut kurang tepat untuk anak karena bisa membuatnya lebih agresif.

Selain berdampak negatif, pada akhirnya kita akan merasa bersalah pada si kecil.

Dalam sebuah survey, dari semua hal yang menyebabkan rasa bersalah orangtua, seperti terlalu banyak memandangi hp dan tidak memasak makanan sehat, penyesalan karena meneriaki anak-anak menduduki urutan teratas bagi kebanyakan ibu.

Baca Juga: Aplikasi Klassku Jadi Bantuan agar Anak Tak Takut Matematika

Menurut psikolog Laura Markham, Ph.D., penulis buku Peaceful Parent, Happy Siblings: How to Stop yelling and Start Connecting, sangat penting untuk menahan diri dan mengubah kebiasaan tersebut.

Untuk itu, Yuk, ikuti beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan meneriaki anak.

Berhenti berteriak tentang hal-hal biasa

Terkadang banyak hal remeh yang membuat kita meninggikan suara seperti, “Matikan musiknya!” “Tutup pintunya!”

Baca Juga: Tiga Tips Tepat Pilih Aplikasi Belajar untuk Anak Sekolah di Rumah

“Sebaliknya, cobalah berjalan ke arah anak-anak dan berbicaralah dengan mereka dengan suara yang teratur,” saran Penasihat Orangtua Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., penulis Growing Friendships: A kids’ Guide to Making and Keeping Friends.

Hal ini bisa memberikan boomerang effect pada anak, dimana ketika kita memanggilnya dengan tenang, anak tak akan membalas teriakan kita dan melakukan apa yang kita minta.

Padamkan api amarah

Menurut penelitian, introspeksi dapat membantu kita menenangkan diri di tengah “panasnya” momen.

Baca Juga: Banyak Orangtua Tak Sadar Anaknya Obesitas Sejak Kecil, Ini Bahayanya!

Pikirkan kata-kata positif

Ketika mulai kesal pada tingkah laku anak, kendalikan diri sambil ucapkan “Mudah melakukannya”, “tarik napas dan hitung sampai 10,” atau “Sabar.”

Mendekat pada anak

Gunakan metode lemah lembut dengan menjalin komunikasi yang intens.

Sampaikan bahwa kita memahami perasaannya. Misalnya, ketika anak susah diminta untuk mematikan gadgetnya, kita bisa duduk disebelahnya dan sampaikan ucapan lembut tapi tegas bahwa waktunya bermain sudah habis dan dia harus tidur.

Baca Juga: Mari Penuhi Nutrisi Anak untuk Cegah Stunting, Ini Penjelasan Ahlinya

Kurangi momen-momen pemicu berteriak

Pagi hari seringkali menjadi momen sibuk untuk menyiapkan diri kekantor dan mengurus anak-anak berangkat sekolah.

Hal itu tentu bisa memicu kita untuk berteriak.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Tentang Parenting, Para Orangtua Wajib Tahu

Untuk mengurangi ketergesaan, bangunkan anak-anak lebih pagi dan coba untuk berbicara dengan nada biasa, bukan malah berteriak sampai mereka bangun.

Meski membutuhkan waktu untuk membiasakan diri, cara ini bisa membawa dampak baik bagi anak dan orangtua.

Maka dari itu, jangan lupa untuk terus berlatih, ya!

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)