Lewat Digitalisasi, Pemerintah Dorong Industri Kreatif Bangkit di Masa Pandemi

By Nana Triana, Jumat, 3 September 2021 | 17:52 WIB
Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Selasa (2/9/2021). (Dok. KCPPEN)

 

NOVA.id – Untuk bertahan di masa pandemi Covid-19, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak seluruh pelaku industri ekonomi kreatif (ekraf) melakukan digitalisasi untuk bertahan dan meningkatkan skala usaha.

Ridwan Kamil Kamil mengakui bahwa pandemi sangat berdampak pada industri yang setiap kegiatannya tak bisa menghindari kontak antarindividu.

“Digitalisasi membuka peluang dan meningkatkan pendapatan hingga 3-4 kali lipat pada kondisi pandemi,” kata Ridwan Kamil Dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Selasa (2/9/2021).

Tidak hanya di kota besar, Pemerintah Provinsi (Pemprov ) Jawa Barat juga mendorong para pelaku industri Ekraf di kota kecil juga untuk memanfaatkan teknologi digital. Di setiap kelurahan kini tersedia perangkat teknologi, agar pelaku industri ekraf dapat memasarkan produk melalui e-commerce.

Guna lebih mendorong kinerja industri ekraf, terdapat program pertolongan dalam bentuk bantuan sosial tunai dan sembako, program pemulihan dalam wujud bantuan  permodalan, serta penormalan berupa pembukaan jalur distribusi baru bagi pelaku ekraf serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menuju pasar internasional.

Baca Juga: Ekonomi Membaik, Penyerapan Dana PEN Sudah Capai Rp 237,4 Triliun

“Pelaku ekraf yang membutuhkan bantuan dapat melalui dinas terkait atau menghubunginya melalui media sosial,” jelas Ridwan Kamil.

Tidak hanya itu, Pemprov Jawa Barat juga juga membangun ruang interaksi untuk berkegiatan bersama. Misalnya, Bandung Creative Center yang jadi wahana kreasi anak- anak muda terdidik di Bandung, Bogor, Subang, dan kota-kota lain. Kemudian Bandung Creative Zone yang dapat digunakan sebagai ruang perkantoran para pelaku usaha start-up.

Fasilitas serupa juga terdapat di Kota Semarang Jawa Tengah, yaitu Semarang Creative Gallery dan Semarang Creative Hub. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi  menjelaskan  bahwa pihaknya menyiapkan panggung yang dapat digunakan untuk pertunjukan virtual oleh para musisi dan seniman.

“Untuk mendukung para pelaku usaha, kami juga memberikan kemudahan seperti pengurusan sertifikat halal dan hak kekayaan intelektual secara gratis, serta keringanan pajak bagi pelaku Ekraf,” ungkap pria yang akrab disapa Hendi.

Baca Juga: Pandemi Beri Dampak Sosial Ekonomi, Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman Lewat PEN

Pemkot Semarang berkolaborasi dengan 20 desainer memberikan masukan desain kemasan bagi 1.000 UMKM dan ekraf di Semarang. Pemkot juga memfasilitasi pelaku untuk membuat 1000 kemasan pertama.

Berbagai stimulus diberikan bagi para pelaku UMKM di sektor ekraf

Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga tak henti memberikan daya ungkit bagi industri ekraf secara nasional. Misalnya melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang di antaranya diwujudkan dalam dana stimulus Bangga Buatan Indonesia (BBI), serta PEN untuk pelaku ekraf perfilman.

Direktur Tata Kelola dan Ekonomi Digital Kemenparekraf, Selliane Halia Ishak, saat yang sama menjelaskan bahwa stimulus BBI akan diluncurkan dalam bentuk pemberian voucher untuk meningkatkan jumlah transaksi produk ekraf melalui e-commerce.

“Jadi penerima manfaatnya adalah para produsen,” ujar Selliane.

Insentif ini bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM segera on boarding ke platform digital. Total anggaran program ini mencapai Rp 200 miliar dan sekarang tengah dalam masa promosi.

Untuk mendapatkan bantuan ini, pelaku Ekraf harus memenuhi beberapa persyaratan, di antaranya produk buatan Indonesia, produsen adalah warga negara Indonesia, memiliki Nomor Izin Berusaha, punya sertifikat merek, dan lain sebagainya.

Sebagai salah satu pelaku ekraf yang pernah menerima bantuan dari pemerintah pusat, CEO THEBLANK, Mutiara Kamila Athiyya merasa sangat terbantu khususnya di masa pandemi. Pengusaha muda ini pernah mendapatkan Bantuan Subsidi Upah serta insentif pajak dari pemerintah.

“THEBLANK membagikan 3.000 meter kain kepada UMKM  bidang fesyen dan dikirim langsung ke seluruh Indonesia. Kami juga berencana melakukan beberapa kolaborasi dengan musisi atau pengusaha kuliner, agar semakin banyak pelaku ekraf yang pulih dari tekanan pandemi,” kata Mutiara.

Pandemi memang tidak akan berakhir dalam waktu cepat. Namun dengan upaya adaptif, inovatif dan kolaboratif, diharapkan setiap sektor usaha dapat kembali bangkit dan berdaya.