NOVA.id - Investasi mata uang banyak digemari karena nilainya yang cenderung stabil.
Perencana keuangan Gembong Suwito CFP menyebut, empat valuta asing tersebut di antaranya dolar, euro, poundsterling, dan yen.
Menurutnya, cara investasi lewat keempat valas itu memiliki nilai transaksi besar dibandingkan yang lain dan cenderung stabil.
Namun, investasi tetaplah punya risikonya. Berikut ini risiko investasi mata uang:
Baca Juga: Bisa Jadi Cara Minimkan Risiko Investasi, Ketahui Soal Portofolio
1. Fluktuasi nilai mata uang
Risiko yang pertama adalah kemungkinan adanya fluktuasi atau naik turunnya nilai mata uang.
Fluktuasi senantiasa terjadi pada mata uang manapun, sehingga perlu memperhatikannya jika ingin membeli atau menjual mata uang.
Di saat nilainya turun, kita dapat membeli tetapi tidak bisa menjualnya karena akan rugi.
Sebaliknya, kita baru bisa menjual kalau nilai dari valuta asing yang disimpan sedang naik.
Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini Cara Sederhana Investasi Jangka Panjang
2. Kebijakan makro negara asal
Risiko yang kedua bisa dibilang merupakan sesuatu yang tidak bisa kita ketahui atau kendalikan.
Yaitu berkaitan dengan kebijakan makro negara asal mata uang yang kamu investasikan.
Sering kali, nilai mata uang naik turun apabila ada perubahan kebijakan terkait perekonomian negara.
Baca Juga: Cukup Rp10 Ribu, Ini Cara Investasi yang Bisa Dilakukan Semua Orang
Apabila kebijakan berubah, nilai mata uang bisa saja menguat atau justru melemah.
Bisa jadi juga sengaja dilemahkan oleh negara supaya tetap kompetitif di bidang ekspor.
"Kebijakan makro negara asal tersebut yang dapat merubah. Misalnya negara ingin melemahkan mata uangnya agar tetap kompetitif di ekspornya," tutup Gembong Suwito.
Baca Juga: Tas Branded Bisa Jadi Investasi Jangka Panjang, Simak 3 Caranya!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Catat! Ini 4 Risiko Investasi Mata Uang yang Perlu Kamu Tahu