Bikin Pemula Gigit Jari, Ini 5 Mitos Investasi yang Sering Dipercaya

By Presi, Rabu, 22 September 2021 | 10:54 WIB
Ilustrasi cara investasi yang ternyata hanya mitos (Deepak Sethi)

NOVA.id - Sahabat NOVA, kita bisa mewujudkan tujuan keuangan jika kita mulai berinvestasi sejak dini.

Namun, saat berinvestasi kita tidak boleh asal-asalan.

Kita perlu dibekali pengetahuan atau wawasan yang cukup agar kita bisa menjalankan cara investasi yang benar.

Baca Juga: 3 Cara Membedakan Tabungan dan Investasi, Pahami agar Pintar Atur Uang

Selain itu, kita sebagai pemula juga tidak boleh percaya terhadap mitos-mitos seputar investasi di luar sana.

Mitos-mitos dan pemahaman akan investasi yang kurang tepat inilah yang berkemungkinan besar membuat sebagian dari kita takut untuk mulai berinvestasi.

Dikutip dari Kompas.com, berikut ini 4 mitos investasi yang sebaiknya tidak perlu Sahabat NOVA percayai agar makin pintar atur uang.

Baca Juga: Pentingnya Mengetahui Cara Investasi, Berikut 5 Tips agar Tujuan Finansial Tercapai

1. Investasi selalu memberikan keuntungan yang lebih

Setiap orang tentunya mengharapkan imbal hasil yang tinggi saat berinvestasi.

Namun, keuntungan investasi bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Di antaranya tren industri, kondisi ekonomi, serta iklim investasi dalam negeri.

Sehingga, investasi tidak selalu memberikan keuntungan yang lebih.

Baca Juga: 3 Cara Investasi di Pasar Modal untuk Pemula, Bisa Kaya Sambil Rebahan

2. Semua instrumen investasi sama saja

Ada anggapan yang keliru yang percaya bahwa semua produk investasi sama saja.

Padahal, setiap produk investasi memiliki manfaat dan imbal hasil maksimal pada waktu yang berbeda pula.

Oleh karena itu, sesuaikan dengan tujuan keuangan sebelum membelinya.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Cara Investasi Mudah Bagi Pemula di Bidang Syariah

 

3. Investasi reksa dana nggak pernah rugi

Kita mungkin beranggapan bahwa investasi reksa dana tidak akan rugi karena sudah dikelola oleh manajer investasi.

Namun ternyata, anggapan itu hanya sekadar mitos yang tak sepenuhnya benar.

Perkembangan dan imbal hasil reksadana tergantung kepada orang yang mengelolanya.

Maka dari itu, kita perlu mencari tahu rekam jejak manajer investasi paling tidak sejak lima tahun ke belakang.

Manajer investasi yang baik tercermin dari performanya dalam mengelola dan mencetak imbal hasil.

Baca Juga: 3 Produk Investasi yang Cocok untuk Pemula, Cara Mudah Jadi Kaya Raya!

4. Butuh modal besar untuk investasi

Jangka waktu dan besarnya modal juga kadang dijadikan patokan imbal hasil sebuah investasi.

Nyatanya, kita tidak perlu miliki uang banyak untuk berinvestasi.

Contohnya reksadana, hanya dengan Rp100 ribu, kita sudah bisa berinvestasi.

Atau, kita sudah bisa berinvestasi emas online dengan modal mulai dari Rp10.000. 

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)