NOVA.id - Banyak orang yang kini sudah mulai berinvestasi.
Namun, tak sedikit yang memulai cara investasi karena sekadar ikut-ikutan teman saja.
Hal itu bisa disebut dengan fenomena fear of missing out (FOMO) alias takut merasa tertinggal yang berujung pada ikut-ikutan investasi.
Dikutip dari Kompas.com, jumlah investor pasar modal pun secara drastis meningkat saat pandemi covid-19, didominasi oleh kalangan milenial.
Baca Juga: Investasi Syariah, Benarkah Lebih Minim Risiko? Ini Kata Pakar
Di akhir Agustus 2021 saja jumlah investor mencapai 6,1 juta atau meningkat 57,2 persen dibanding 3,9 juta pada akhir tahun 2020.
“Ikut-ikutan membeli efek saham secara langsung tanpa dibekali pengetahuan yang cukup bisa membuat tingkat stress meningkat dan keuangan berantakan," kata Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana dalam siaran pers, Sabtu (25/09).
Nah, daripada ikut-ikutan, jika Sahabat NOVA ingin mulai beirnvestasi, lebih baik perhatikan 3 hal ini dahulu biar makin pintar atur uang.
Baca Juga: Hindari FOMO Saat Investasi, Ini Pengertian dan Sederet Kerugiannya
1. Kenali profil risiko
Penting bagi kita untuk mengetahui tingkat toleransi terhadap risiko yang bakal kita tanggung.
Biasanya, profil risiko dipengaruhi oleh usia, tingkat pengetahuan, dan jumlah aset serta kewajibannya.
Krizia menjelaskan bahwa jika kita memiliki aset yang besar namun kewajibannya kecil, maka kita akan memiliki kemampuan yang relatif besar untuk mengambil risiko. Begitu pula sebaliknya.
Selain itu, investor yang berusia muda cenderung berani mengambil risiko tinggi. Sementara investor yang berusia lanjut cenderung menghindari risiko.
Oleh sebab itu, pernting bagi kita mengetahui profil risiko sebelum mulai investasi.
Baca Juga: Hal Fundamental yang Wajib Diketahui Sebelum Investasi Saham
2. Kelola risiko
Krizia mengatakan, risiko dalam berinvestasi harus dikelola, bukan dihindari.
Pasalnya, jika risiko bisa dikelola dengan baik, kita dapat menikmati hasil yang baik juga.
Ia juga menjelaskan, ikut-ikutan investasi secara langsung di instrumen saham tanpa bekal pengetahuan yang mumpuni bisa diibaratkan seperti ikut tren berkendara mobil sport di jalan raya tanpa bekal menyetir.
"Kuasai dulu ilmunya agar bisa mengelola risiko dengan baik," bebernya.
Baca Juga: Jangan Sembarang Beli, Ini Cara Memilih Berlian untuk Investasi Pakai Rumus 6C
3. Kenali sarana investasi di pasar saham
Kita bisa meminimalisir risiko investasi di saham dengan memanfaatkan reksa dana saham.
Pasalnya, reksa dana saham terdiri dari banyak koleksi saham perusahaan yang pemilihannya ketat oleh manajer portofolio.
Baca Juga: Tambah Penghasilan, Ini Investasi yang Dimiliki oleh Nikita Willy
Diversifikasi saham dalam sebuah produk reksa dana akan meminimalisir risiko investasi dan membantu meningkatkan potensi imbal hasil investasi.
"Cocokkan investasi dengan tujuan. Karena jika tidak, investasi kita bisa jadi terlalu berisiko, atau justru malah terlalu konservatif sehingga kehilangan potensi optimal pertumbuhannya. Investasi jangan sekedar ikut-ikutan," pungkas Krizia.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)