Kabar Bahagia! Obat Covid-19 Molnupiravir Bisa Cegah Risiko Rawat Inap dan Kematian hingga 50 Persen

By Alsabrina, Rabu, 27 Oktober 2021 | 17:02 WIB
(Ilustrasi) Obat Covid-19 Molnupiravir (iStockphoto)

"Molnupiravir obat antivirus yang dulunya dikembangkan oleh Emory University. Itu mereka sebetulnya mau mencari obat untuk ensefalitis virus (kondisi peradangan otak yang disebabkan virus, red)," kayta Zullies kepada Kompas.com, Selasa (5/10/2021).

Ketika obat ini dikembangkan, kemudian pandemi Covid-19 menyelimuti seluruh dunia. Akhirnya, obat yang tadinya dikembangkan untuk obat ensefalitis itu diramu lagi untuk diujikan ke virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

Selain Emory University, perusahaan farmasi Merck, Sharp & Dohme (MSD) dan Ridgeback Biotherapeutics juga terlibat dalam pengembangan obat molnupiravir.

Baca Juga: Penerapan Prokes Jadi Aspek Penting untuk Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Mulai dari awal, hingga uji klinis 1, 2, dan 3.

"Kemudian diujikan ke Sars-CoV-2 dan ada potensi secara in vitro dan in vivo," ungkap Zullies.

Dia menjelaskan, cara kerja obat molnupiravir sama seperti obat antivirus favipiravir.

"Obat ini sendiri cara kerjanya menghambat reproduksi virus. Sebenarnya kalau secara spesifik sangat mirip dengan (obat) favipiravir karena (obat) bekerjanya di satu enzim yang namanya RNA-dependent RNA polymerase," imbuh dia.

Baca Juga: Yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Tunjukkan Gejala Sedang Stres