"Harusnya kalo orang hamil itu, suami tuh ada di samping, disayang, dimanja, dicintai. Tapi itu enggak aku dapat dan aku harus pisah,” sambungnya.
Namun, saat itu, Ayu terus disakiti, ditinggalkan, dan sama sekali tak diperhatikan.
Hal ini pun membuatnya bimbang menentukan masa depan.
Ia tak ingin terus disakiti oleh lelaki yang dirasa tak baik untuknya, namun di satu sisi, dia ingin anaknya lahir dengan keluarga yang utuh.
Setelah dipikir matang-matang, akhirnya dengan perut yang terus membesar, Ayu bulak-balik mengurus perceraian.
Toh, dari rumah tangganya dengan Henri Baskoro Hendarso, lelaki yang saat itu masih menjadi suaminya, dirasa sudah tak ada lagi harapan.