Over Sharing Lewat Tren Add Yours Instagram, Pakar Ungkap Bahayanya

By Ratih, Minggu, 28 November 2021 | 19:02 WIB
Ilustrasi over sharing di sosial media (VioletaStoimenova)

Lebih lanjut, Firman menjelaskan perbedaan media sosial saat ini dengan media konvensional.

"Bedanya adalah, ketika menggunakan media analog, data dari pembicaraan, tulisan, gambar tidak mudah untuk dikumpulkan dan diolah jadi data data lain. Interaksi berhenti sampai pertukaran data antar pihak saja. Bertelepon misalnya, interaksi akan berhenti ketika kegiatan itu berakhir."

"Beda dengan penggunaaan media digital termasuk Instagram. Semua tindakan adalah produksi dan distribusi data. Like adalah data, posting adalah data, meletakkan no telepon atau email di feed maupun story adalah data. Selfi adalah data."

"Semua data yang terkumpul lewat penggunaan platform itu dapat diolah lebih lanjut. Hasilnya dapat untuk mengetahui profile seseorang, kecendrungan pilihan seseorang maupun perilaku, bahkan preferensi pilihannya di masa yang akan datang. Media digital memiliki fasilitas pengumpulan dan pengolahan data, dan diproduksi sebagai algoritma," jelasnya.

Baca Juga: Waspada Penipuan, Sejumlah Bank ini Kampanyekan Edukasi Keamanan Data

Ketidaksadaran pengguna saat melakukan oversharing di media sosial sangat berbahaya karena bisa merugikan diri mereka sendiri.

Mulai dari ketergantungan yang mengganggu mental hingga penyalahgunaan data yang merugikan material.

"Selain disebabkan oleh perilaku pribadi dalam menggunakan media digital, perilaku oversharing juga bisa dimanipulasi oleh pihak lain untuk terus menggunakan media digital hingga kecanduan."

"Ini menghasilkan keadaan IOD (Internet Obsessive Disorder). Gejalanya orang mengalami ketergantungan terhadap perangkat-perangkat berbasis internet," sambungnya.

Baca Juga: Bahaya Penyalahgunaan Data, Ini Cara Beri Watermark pada Foto KTP