Varian ini pertama kali terlihat di Botswana, sebuah negara di Afrika Bagian Selatan.
Lalu, 6 kasus telah dikonfirmasi di Afrika Selatan, dan satu kasus di Hong Kong dari seorang pelancong yang kembali dari Afrika Selatan.
Walaupun baru ditemui 10 kasus, varian ini memunculkan kekhawatiran karena sejumlah mutasi dapat membantu virus menghindari kekebalan.
Varian ini memiliki 32 mutasi pada spike protein, yaitu bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid.
Mutasi pada spike protein ini bisa memengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan menyebar, tetapi juga mempersulit sel kekebalan untuk menyerang patogen.
Mengutip Mirror dari Kompas.com, Dr Tom Peacock, seorang ahli virologi di Imperial College yang menuliskan tweet tentang penemuan itu, menggambarkan kombinasi mutasi varian itu sebagai "mengerikan".
Baca Juga: Pentingnya Gunakan Masker, Dari Cegah Virus Varian Baru hingga Tekan Laju Penularan Covid