Speech Delay dan Dampaknya Terhadap Sosialisasi Anak
Speech delay berkaitan dengan bahasa verbal anak. Ketika anak berinteraksi atau bersosialisasi anak membutuhkan kata-kata ataupun bicara. Namun, nyatanya anak dapat bersosialisasi dengan anak lain atau anak seumuran tidak hanya menggunakan bahasa verbal tapi juga bisa menggunakan bahasa tubuh.
Ajeng mecontohkan ketika anak dua tahun baru bisa mengucapkan satu atau dua kalimat. Ia cenderung menggunakan bahasa tubuh untuk berbicara dengan temannya.
Misalnya cuma "ehh ehh" dengan menatap mata temannya. Secara tidak langsung mereka sudah berinteraksi. Namun, ketika anak sudah memasuki usia 5 tahun mengalami keterlambatan bicara, anak akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Maka, orang tua perlu memberikan stimulasi secara intensif mulai dari keluarga inti dan mencukupi asupan nutrisi yang baik untuk anak.
Baca Juga: Rachel Vennya Divonis 4 Bulan Penjara dan Denda Rp50 Juta, tapi Tidak Ditahan
Tips Mengajarkan Anak Bersosialisasi
Pertama, memberikan stimulasi bicara mulai dari keluarga inti. Orang tua harus aktif dalam berkomunikasi mengenai kegiatan anak sehari-hari. Saat anak sudah mulai bicara dengan keluarga inti, seperti dengan orang tua atau saudara-saudaranya, maka selanjutnya orang tua dapat mengajarkan anak bersosialisasi dengan kerabat lain.
Namun perlu diingat bahwa saat pandemi orang tua perlu lebih waspada dalam mengenalkan anak saat bersosialisasi. Pastikan agar orang yang ditemui anak dalam keadaan sehat.
Kedua, pemberian nutrisi tambahan yang cukup. Generos vitamin nutrisi otak anak dapat membantu anak lancar bicara. Orang tua bisa menstimulasi bicara anak sembari memberikan vitamin Generos. Karena vitamin ini mengandung lima bahan alami yang membantu mengaktifkan saraf otak anak agar lancar bicara.
Baca Juga: 5 Tanda Serangan Jantung yang Kerap Tak Diduga Banyak Orang, Salah Satunya Mual