Ayah Juga Bisa Baby blues, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

By Dinni Kamilani, Rabu, 12 Januari 2022 | 08:31 WIB
(Ilustrasi) Ayah juga bisa Baby Blues (Anchiy)

 

NOVA.id - Sahabat NOVA rupanya baby blues ini tidak hanya dialami oleh ibu, lho. Ayah atau pasangan kita juga sangat mungkin untuk terkena baby blues.

Melansir dari Kompas.com, sebuah studi yang terbit di Journal Pediatric menemukan, seorang ayah juga dapat mengalami postpartum distress syndrome atau biasa dikenal dengan baby blues, pada minggu-minggu awal kelahiran bayi.

Jadi jangan heran, ya, kalau melihat pasangan yang tiba-tiba merasa sedih dan menangis ketika menyaksikan anaknya lahir.

Jika pada ibu, baby blues lebih banyak dipengaruhi hormon, pada ayah lebih ke arah mental atau tekanan psikis menjadi ayah.

Pria yang menjadi ayah tentunya tidak mengalami fase hamil atau melahirkan. Nah, yang terjadi di sini adalah perubahan gejolak batin, di mana hal itu umum dan bisa mengubah keadaan diri seorang ayah.

Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada perasaan depresi seorang pria saat menjadi ayah.

Berikut ini adalah 3 hal paling umum yang biasa terjadi:

Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Jadi Pintar Bersama Tanpa Tersiksa

Tidak Siap Menjadi Ayah

Biasanya, hal ini dipicu oleh kekhawatiran tentang tanggung jawab baru. Selain itu, banyak ayah yang berpikir kalau ini adalah sebuah momen berakhinya masa kebebasan Anda sebagai diri sendiri.

Kekhawatiran Uang

Wajar dan umum bagi pria yang khawatir tentang masalah finansial yang akan dihadapi. Apalagi, kalau ia menjadi satu-satunya yang bekerja menghasilkan uang. 

Takut dengan Peran Baru

Di sini, ayah mungkin khawatir dan bertanya-tanya, apakah ia akan menjadi ayah yang baik atau tidak?

Apalagi jika pasangan kita punya kenangan buruk di masa kecil terkait sosok ayah, atau ia ingin menjadi orangtua yang berbeda untuk anak Anda nantinya.  

Selain ketiga hal yang dikhawatirkan sosok ayah baru di atas, sebuah riset telah mengamati 5.000 keluarga terkait sindrom baby blues ini.

Dari 5.000 orang, 10 persen ayah baru dinyatakan punya tingkat baby blues yang lebih tinggi daripada sindrom postpartum lainnya.

Baca Juga: Helicopter Parenting, Sudah Berkeluarga Masih Diatur Orangtua

Penemuan penting ini wajib diketahui bagi para orang tua baru. Mengapa demikian? Bukankah ini wajar? Ya, memang wajar, tapi ada dampak besar yang harus segera ditangani oleh ahli.

Tentu saja kita tidak bisa mengabaikan sindrom baby blues ini begitu saja. Sindrom ini bisa memengaruhi kebahagiaan dan keharmonisan keluarga baru.

Lalu, ayah juga tidak bisa menikmati perannya dengan si bayi yang baru lahir. Jelas, kalau hal ini dibiarkan terlalu lama, bisa menjadi postpartum syndrome yang lebih berbahaya dampaknya.Mengatasi Baby Blues pada Ayah

1. Berikan pengertian satu sama lain

Bila suami kita mengalami sindrom baby blues seperti ini, penting untuk mengidentifikasinya terlebih dahulu.

Coba mulai atasi masalah dengan bicara dari hati ke hati. Dengarkan pasangan kita dengan penuh empati untuk mengetahui titik cemas dan takut pasangan kita.

Sebisa mungkin, tempatkan diri kita dalam posisinya agar kita dapat memahami pasangan dengan baik.

Baca Juga: Mengenal Drone Parenting, Jenis Pola Asuh yang Banyak Dipakai Orang Tua Milenial

Coba dorong pasangan kita untuk berbagi, dan jadilah orang yang bisa diandalkan di momen sendunya ini.

2. Jauhkan dari pikiran dan orang-orang yang negatif

Tidak semua orang bisa mengerti perasaan baby blues ini. Usahakan pasangan kita  berkomunikasi dengan orang yang memiliki pikiran terbuka dan positif.

Karena pasti ada saja yang meremeh-temehkan kondisi tersebut, sehingga malah menambah depresi. Baiknya, jauhikan pasangan kita dari mereka untuk sementara waktu.

Penting juga untuk selalu meminta saran dan pendapat dari teman, kerabat, atau bahkan orang tua sendiri yang mungkin pernah ada di kondisi yang sama.

Sebisa mungkin jangan biarkan pasangan kita sendirian. Saat ia sendirian, pikiran negatif mudah menghantuinya. 

3. Konsultasi ke Dokter dan Ahli

Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama dan pasangan Anda tidak dapat menyelesaikannya sendiri, sangat disarankan untuk menghubungi dokter, psikolog atau terapis.

Baca Juga: Belajar Lewat Ekosistem Parenting, Sandra Dewi: Saya Ibu yang Agak Susah Atur Emosi

 

Kemungkinan ia akan mendapatkan obat-obatan antidepresan atau disarankan mengikuti konseling.

Yakinkan pasangan Anda agar tidak perlu malu untuk mencari pertolongan untuk masalah kejiwaannya.

Seperti halnya penyakit fisik, masalah kejiwaan merupakan sesuatu yang wajar. Mencari pertolongan merupakan salah satu langkah penting agar Anda dapat kembali berfungsi dengan baik dalam keluarga Anda dan hidup bahagia.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)