Wanita yang sedang mengalami menopause lebih berisiko mengalami gatal-gatal pada vagina.
Baca Juga: Ibu Harus Tahu, Ini Tanda dan Ciri Menopause Dini yang Harus Disadari
Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar estrogen yang terjadi selama menopause, yang menyebabkan atrofi vagina.
Atrofi vagina adalah penipisan mukosa yang dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan.
Jika tidak diobati, kekeringan ini dapat menyebabkan gatal dan iritasi.
7. Stres
Stres fisik dan emosional dapat menyebabkan gatal dan iritasi pada vagina, meskipun hal ini tidak terlalu umum.
Ini mungkin terjadi jika stres melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat kita lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan gatal.
8. Kanker vulva
Dalam kasus yang jarang terjadi, gatal pada vagina mungkin merupakan gejala kanker vulva.
Kanker vulva mungkin tidak selalu menimbulkan gejala. Namun, ketika gejala memang terjadi, itu bisa termasuk gatal, pendarahan abnormal, atau nyeri di daerah vulva.
Baca Juga: 6 Kali Kemoterapi, Feby Febiola Dinyatakan Sembuh dari Kanker Ovarium
Kapan Harus ke Dokter?
Penting untuk menemui dokter jika gatal-gatal mengganggu tidur dan kehidupan sehari-hari.
Kita juga harus menghubungi dokter jika gatal pada vagina berlanjut selama lebih dari satu minggu atau jika gatal terjadi bersamaan dengan gejala berikut:
- bisul atau lecet pada vulva
- rasa sakit atau nyeri di area genital
- kemerahan atau bengkak pada alat kelamin
- kesulitan buang air kecilkeputihan yang tidak biasa
- ketidaknyamanan saat berhubungan seksual
Baca Juga: Cara Mengobati Miss V Kering, Lakukan Ini untuk Hindari Iritasi
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)