NOVA.id - Hingga kini, para ilmuwan masih berjuang untuk menemukan obat virus corona.
Sejauh ini, langkah pencegahan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan vaksin hingga 3 dosis (booster).
Namun siapa sangka, puasa disebut-sebut menjadi langkah ampuh melawan Covid-19.
Kendati demikian, cara ini direkomendasikan bagi mereka yang melakukan isolasi mandiri saat terpapar Covid-19.
Biasanya, isolasi mandiri ini akan disarankan bagi pasien OTG (tanpa gejala).
Menurut dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), puasa dapat menjadi langkah awal yang bisa dilakukan dalam mengatasi infeksi Covid-19.
Sebagaimana diketahui, manfaat puasa untuk kesehatan tubuh memang sudah terbukti.
Mulai dari menetralkan gula darah hingga bisa menurunkan berat badan.
Lantas bagaimana cara melawan corona dengan puasa ini?
Baca Juga: Kondisi Sedang Hamil Besar, Siti Badriah Kabarkan Positif Covid-19
Dokter Piprim menjelaskan, berpuasa membuat tubuh tidak menjadi tuan rumah yang baik bagi virus untuk berkembang biak.
"Covid-19 itu masuk ke tubuh kita, membajak tubuh kita, berkembang biak, memanfaatkan nutrisi dari tubuh kita," ujar dr Piprim, dilansir dari GridHealth.
Virus Covid-19, disebut menggunakan glukosa atau gula darah yang ada di dalam tubuh untuk “memperbanyak” dirinya.
Glukosa dalam tubuh akan semakin menumpuk ketika kita makan.
Terlebih bagi yang sering makan berlebihan, kadar glukosa akan semakin tinggi.
"Kita bayangkan, satu sel saja kalau dibajak bisa menghasilkan 400 ribu sampai 1 juta anak virus dalam waktu beberapa jam," sambungnya.
Puasa bisa dilakukan ketika pasien Covid-19 mengalami gejala awal infeksi seperti batuk, demam, hingga badan linu.
"Pada saat pembajakan virus di awal, kita harus banyak puasa agar virusnya tidak dapat makan."
"Lalu bagaimana dengan diri kita? Diri kita bisa makan cadangan lemak dari tubuh kita. Jadi, tidur dan puasa," jelasnya.
Baca Juga: Populer Disebut Son of Omicron, Ini 5 Fakta dari Subvarian BA.2
Jika lapar, pasien Covid-19 disarankan makan berupa lauk, tanpa karbohidrat.
Contoh makanan yang bisa dikonsumsi misalnya telur, daging ayam, daging bebek, dan lainnya.
Selain itu pasien Covid-19 yang sedang isoman juga tidak disarankan mengonsumsi minuman dan buah-buahan manis, karena bisa dimakan oleh virus untuk berkembang biak.
Konsumsi karbohidrat baru boleh dilakukan ketika gejala-gejala awal Covid-19 sudah mulai tidak dirasakan lagi oleh pasien.
"Dengan strategi ini, Insya Allah nanti virusnya tidak jadi bereplikasi secara menggila."
"Nanti dalam 2-3 hari ketika pasca recovery tiba, yaitu pada saat kita mulai timbul nafsu makan dan gejala-gejala itu mulai hilang, barulah kitab oleh makan banyak," katanya.
Kendati demikian, ia meminta untuk tidak makan berlebihan.
"Tapi tentu tetap dikurangi jumlah karbohidratnya, utamakan proteinnya untuk membuat antibodi."
"Nanti 2 atau 3 minggu setelah swab-nya negatif, boleh makan bebas seperti biasa,” pungkasnya.
Baca Juga: Hati Kesha Ratuliu Remuk Setelah Suami dan Bayinya yang Berusia 1,5 Bulan Positif Covid-19
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)