Peringati Hari Ginjal Sedunia, Etana Berikan Edukasi Lebih Mengenai Kesehatan Ginjal

By Widyastuti, Jumat, 11 Maret 2022 | 13:32 WIB
Ilustrasi ginjal (istockphoto)

NOVA.id - PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bersama Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menyelenggarakan edukasi kesehatan ginjal secara daring yang diselenggarakan dalam rangka Hari Ginjal Sedunia yang diperingati pada 10 Maret 2022.

Webinar ini menghadirkan narasumber dr. Aida Lydia, PhD, SpPD-KGH selaku Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia/Pernefri dengan moderator dr. Lia Kurnia Hartanti, MARS. MM.

Selain webinar ini, Etana juga melakukan webinar awam bekerjasama dengan 100 Rumah Sakit yang tersebar di Indonesia dengan target peserta pasien hemodialisa, keluarga pasien, tenaga Kesehatan dan dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi. Peringatan Hari Ginjal Sedunia tahun ini mengangkat tema “Ginjal Sehat untuk semua: Menjembatani Kesenjangan Pengetahuan untuk Kesehatan Ginjal yang Lebih Baik.”

Tony Richard Samosir, Ketua Umum KPCDI mengatakan, “KPCDI bersama Pernefri dan Etana berupaya memberikan edukasi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat yang lebih luas agar pengetahuan tentang penyakit ginjal dapat tersebar dan diakses dengan mudah.

Hari ini kita memperingati Hari Ginjal Sedunia, melalui tema ini semua pihak diajak untuk bergandengan tangan dalam mengencangkan edukasi kesehatan ginjal bagi masyarakat. Tentunya edukasi menjadi garda terdepan agar usaha mengurangi angka gagal ginjal di Indonesia dapat terwujud, di mana di Indonesia angka ini terus meningkat setiap tahun.”

Nathan Tirtana, Direktur Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia mengatakan, “Etana bersama KPCDI dan Pernefri secara konsisten memberikan edukasi terkait kesehatan ginjal yang baik kepada masyarakat, pasien maupun tenaga kesehatan yang berada di unit hemodialisa.

Kami percaya melalui edukasi-edukasi yang diberikan dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya pasien hemodialisa dalam meningkatkan kualitas hidup untuk menjaga dan melindungi kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan bangsa. Kami berharap dapat terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam memberikan edukasi dan berkontribusi untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan untuk kesehatan ginjal yang lebih baik.”

Aida Lydia, PhD, SpPD-KGH, Ketua Umum Perhimpunan Nefrologi Indonesia mengatakan, “Dari data global satu dari sepuluh orang didunia mengalami penyakit ginjal, dan rata-rata mereka tidak mengetahui kalau memiliki penyakit ginjal. Mereka baru menyadari dirinya mengalami penyakit ginjal ketika fungsi ginjal sudah menurun jauh, sudah mendekati atau mencapai stadium akhir.

Pada Pasien Ginjal Kronik (PGK) akan mengalami banyak komplikasi salah satunya adalah anemia, hampir 80% pasien dialysis memiliki Hb < 10 g/dL hal ini dikarenakan belum mendapatkan pengobatan anemia dengan baik. Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua agar komplikasi anemia ini bisa diatasi dengan baik, paling tidak bisa mendapatkan Hb yang baik anatara 10 - 11,5 g/dL.”

Baca Juga: Aktingnya Dinilai Tak Ada Peningkatan, Song Kang dan Park Min Young Panen Kritikan

 

Jenis Gangguan Ginjal terbagi menjadi dua yaitu gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik (PGK). Untuk gangguan ginjal akut biasanya gangguan ginjal berlangsung mendadak (dalam jam-hari) dan fungsi ginjal dapat pulih bila segera diatasi.

Sedangkan PGK biasanya gangguan ginjal sudah berlangsung lama (lebih dari 3 bulan) dan fungsi ginjal tidak dapat pulih, disini kita harus bisa mencegah jangan sampai menjadi gagal ginjal. Pada kondisi gagal ginjal, ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik sehingga perlu di atas dengan terapi pengganti ginjal (kidney replacement therapy). (*)