Tiga Pemimpin Perempuan Indonesia Bicara Inklusivitas di Tempat Kerja

By Maria Ermilinda Hayon, Senin, 14 Maret 2022 | 12:47 WIB
Forum diskusi “Transformasi Masa Depan Pekerjaan untuk Perempuan” ()

Kearney mengadakan survei dengan menanyakan kepada 200 tenaga profesional perempuan dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura mengenai tantangan mereka untuk berpartisipasi dalam program pengembangan kemampuan kepemimpinan.

Sebanyak 28 persen responden mengatakan bahwa walaupun perusahaan memberikan program pengembangan kepemimpinan, namun sangat minimal kesempatan untuk mempraktekkan hal-hal yang telah mereka pelajari.

Sedangkan 27 persen dari mereka merasa sulit untuk meluangkan waktu antara beban tanggung jawab pekerjaan dan urusan domestik.

Dan 22 persen mengatakan bahwa perusahaannya tidak melibatkan mereka dalam memutuskan program pelatihan kepemimpinan yang paling cocok yang sesuai dengan kebutuhan mereka, terutama sebagai seorang perempuan.

Mentorship adalah program pengembangan kepemimpinan yang efektif karena berpusat pada keinginan belajar dan passion dalam bekerja. Merupakan langkah yang bijak bagi perusahaan-perusahaan apabila dapat memastikan bahwa tenaga profesional perempuan diberikan akses untuk berelasi dengan role models atau figur panutan untuk bimbingan, pembinaan, dan advokasi atas bakat yang mereka miliki,” pendapat Svida Alisjahbana, CEO, GCM Group yang juga hadir dalam forum.

Perihal praktik terbaik dalam menarik dan merekrut talenta perempuan terbaik, perusahaan-perusahaan akan sangat diuntungkan apabila mereformasi proses rekrutmen mereka dengan menggunakan pendekatan yang lebih empatik.

Misalnya juga menawarkan fleksibilitas bekerja adalah kunci dalam menarik talenta perempuan, terutama untuk permepuan profesional yang juga memikul tanggung jawab rumah tangga.

Baca Juga: REHAT NOVA: 2 Cara Dhilla Sina agar Work Life Balance Tercapai

Tatanan kerja yang fleksibel akan memungkinkan perusahaan dan talenta perempuan untuk bersama-sama mengidentifiikasi tanggung jawab spesifik dan tujuan khusus yang dapat dicapai oleh talenta.

Dalam survei Kearney diidentifikasi talenta perempuan di atas 30 tahun (30 persen) dan dibawah 30 tahun (24 persen) lebih menyukai perusahaan yang menawarkan tatanan kerja yang fleksibel.

“Fleksibilitas memang menawarkan kesempatan untuk mendapatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaam yang lebih sehat. Namun, bagi para perempuan profesional khususnya para ibu dengan tanggung jawab domestik dan pengasuhan anak, fleksibilitas bukan hanya soal lokasi kerja. Fleksibilitas juga termasuk perihal kebebasan mengelola jam kerja yang paling sesuai serta beban tanggung jawab yang wajar dalam perusahaan dengan tujuan yang jelas” tutup Shirley Santoso.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)