Erat dengan media
Ketertarikan dengan dunia tulis-menulis, membuat Herawati mengambil kuliah musim panas jurnalistik di Universitas Stanford, California.
Pulang dari Amerika pada 1942, dirinya merintis karier sebagai jurnalis dengan menjadi wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI).
Tak lama, ia bergabung sebagai penyiar radio di Radio Hoso Kyoku.
Herawati kemudian menikah dengan Menteri Penerangan era Soeharto, Burhanuddin Mohammad Diah yang kala itu bekerja di Koran Asia Raya.
Bersama suami, ia membangun dan mengembangkan Harian Merdeka pada 1 Oktober 1945 guna mengisi ruang intelektual setelah Proklamasi Kemerdekaan.
Bukan hanya Harian Merdeka, Herawati juga mendirikan dan memimpin koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia, The Indonesian Observer.
Baca Juga: Profil Bu Kasur, Tokoh Pendidikan Indonesia yang Jadi Inspirasi Google Doodle Hari Ini
Koran tersebut pertama kali diterbitkan dan dibagikan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat pada 1955.
Eksistensi The Indonesian Observer bertahan hingga 2001, sementara Harian Merdeka berganti tangan pada akhir 1999.
Kiprah selain jurnalis
Herawati menuturkan, profesi wartawan mengantarnya pada kesempatan menghadiri All-India Women's Congress pada 1948 sebagai delegasi dan bertemu pimpinan besar India, Mahatma Gandhi.