Masalah Kesuburan yang Kerap Terjadi pada Perempuan, Jangan Sepelekan!

By Ratih, Senin, 16 Mei 2022 | 05:30 WIB
Ilustrasi masalah kesuburan (Freepik)

NOVA.id - Banyak orang memimpikan punya keturunan setelah menikah.

Sayangnya, tidak semua orang beruntung memiliki kesuburan yang baik untuk segera hamil dan bisa melahirkan.

Sebagian perempuan mengalami masalah kesuburan yang mengganggu program hamil.

Melansir Gridhealth, berikut ini adalah beberapa gangguan kesuburan yang tidak boleh diabaikan:

1. Ovarian Cyst (Kista pada Indung Telur)

Kista bukanlah hal baru dan sudah banyak ditemukan kasus perempuan mengalaminya.

Kantung berisi cairan ini kadang bisa tumbuh di indung telur sehingga mencegah telur berkembang dan dilepaskan.

Terkadang mereka juga bisa hilang dengan sendirinya, tapi jika tidak tindakan operasi bisa dilakukan untuk meniadakannya.

Sahabat NOVA mungkin tidak perlu khawatir dengan penyakit perempuan satu ini.

Baca Juga: Arie Kriting Umumkan Kabar Bahagia, Indah Permatasari Tengah Hamil Anak Pertama Mereka

2. Sindrom Ovarium Polikistik  (PCOS)

PCOS atau di Indonesia dikenal dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan kondisi yang menyebabkan perempuan kelebihan produksi hormon androgen.

Inilah salah satu penyebab utama infertilitas pada perempuan.  

Sekitar 1 dari 10 perempuan menderita PCOS,  dan ini merupakan penyebab ketidaksuburan yang paling umum.

Ketidakseimbangan hormon akibat PCOS picu masalah ovulasi (proses pelepasan sel telur oleh indung telur) dan terganggunya siklus.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin.

Ciri-ciri dari PCOS meliputi siklus menstrusasi yang tidak teratur, kelebihan rambut di sekitar wajah, jerawat, dan obesitas.

Simtom penghambat kesuburan ini bisa ditekan dengan melakukan olahraga secara teratur, penurunan bobot tubuh, dan pengobatan.

Banyak perempuan kondisinya membaik setelah mendapat perawatan medis yang tepat.

Baca Juga: Venna Melinda Disebut Sedang Hamil, Isi Pesan Athalla Naufal Langsung Jadi Sorotan

3. Menstruasi yang tidak rutin

Ovulasi yang tidak berkala berkontribusi sekitar 30% dalam menyebabkan masalah ketidaksuburan.

Namun kabar gembiranya, sebagian pasien sukses kembali ke siklus menstruasi normal dengan menjalani pola makan sehat dan olahraga yang teratur, sedangkan yang lain harus meminum obat untuk membantu kondisi ini.

4. Umur

Meski faktor ini tidak langsung menjadi kendala Anda dalam memiliki buah hati, jumlah sel telur akan secara signifikan menurun sekitar umur 30 dan inilah yang menjadi masalahnya.

Sebab semakin sedikit sel telur yang tersedia, semakin sedikit pula kesempatan untuk dibuahi dan diproses menjadi embrio.

Usia dianggap sebagai faktor yang wajar jika dikaitkan dengan infertilitas pada perempuan.

Di atas usia 40 tahun perempuan memiliki jumlah sel telur yang lebih rendah dan cenderung kurang sehat.

Risiko keguguran pun menjadi lebih tinggi pada kehamilan perempuan yang usianya lebih tua.

Baca Juga: Usia Bakal Injak 50 Tahun, Venna Melinda Ingin Punya Anak dari Ferry Irawan

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)