Kisah Siswi SD Piatu di Samarinda Diusir Guru karena Tak Punya HP, Ayah Dipenjara hingga Disebut Ada Salah Paham

By Presi, Rabu, 8 Juni 2022 | 14:31 WIB
Wali Kota Samarinda, Andi Harun saat mengunjungi murid SD di Samarinda, Kaltim, yang diduga diusir oleh gurunya, Senin (6/6/2022). ((TRIBUNKALTIM.CO/RIDUAN))

NOVA.id - Belakangan ini viral sebuah cerita tentang seorang siswi sekolah dasar (SD) yang diduga diusir oleh gurunya dari ruang kelas saat ujian berlangsung pada Selasa (31/05) lalu.

Siswi bernama Musdalifah (10) itu merupakan seorang anak piatu.

Ibunya meninggal tiga tahun yang lalu, sementara sang ayah dipenjara karena kasus pidana.

Kini, Musdalifah dan adiknya tinggal bersama sang tante, Siti Manuwatah (37).

Sang tante sendiri memiliki 4 orang anak sehingga ia dan suami mengurus 6 orang anak, termasuk Musdalifah dan adiknya.

Pekerjaan suami Siti diketahui hanya serabutan dan mereka tinggal di sebuah rumah kayu sederhana.

Lantas, apa alasan Musdalifah diusir dari kelas?

Melansir Kompas.com, pada saat itu, sekolah SD Negeri 002 Samarinda sedang melangsungkan ujian kenaikan kelas tatap muka.

Musdalifah pun pergi ke sekolah untuk ujian. Rupanya baru kali ini Musdalifah ke sekalah setelah adanya pembelajaran tatap muka.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Penting Banget Diketahui!

Sebelumnya, Musdalifah jarang ikut pelajaran saat sekolah online karena tidak memiliki ponsel.

Sebenarnya ada ponsel bekas, tapi sering rusak sehingga tidak efektif untuk digunakan saat belajar.

Singkat cerita, setelah masuk ruang kelas, Musdalifah diminta pulang oleh guru.

"Karena anak itu baru turun (ikut ujian), jadi diteriaki teman-temannya. Tapi ada guru yang emosional minta anak itu pulang panggil orangtua/wali," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Samarida Asli Nuryadin, Selasa (07/06).

Usai diminta pulang, Musdalifah keluar dan tak ikut ujian.

Ketika ia keluar kelas, Musdalifah pun dirundung oleh murid yang lain dengan teriakan.

Musdalifah pun berjalan menuju pinggir jalan depan sekolah, lalu menangis sambil memeluk tasnya.

Saat diusir pulang, seorang relawan bernama Mamat datang ke SDN itu dan memediasi agar Musdalifah tetap ikut ujian.

Sambil menangis, Musdalifah kembali masuk ke dalam kelas menemui wali kelas.

Baca Juga: Jangan Sampai Stres, Begini Kiat Dampingi Saat Anak Ujian di Sekolah

Mamat kemudian meminta agar wali kelasnya mengizinkan Musdalifah tetap ikut ujian.

Permintaan diterima namun Musdalifah tidak naik kelas.

Mamat mengatakan, Musdalifah tidak menolah asalkan dirinya bisa bersekolah.

Akhirnya, Musdalifah pun diperbolehkan mengikuti ujian. Tetapi setelah selesai, ia pulang dan sedih lagi.

Atas ramainya kejadian ini, Wali Kota Samarinda Andi Harun turut mengunjungi kediaman murid SD pada Senin (06/06).

Andi mengatakan bahwa kasus ini hanyalah kesalahpahaman.

Ia menyebut, niat guru tersebut yaitu mendisiplinkan murid karena lama tidak muncul.

"Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus," sambung dia.

Lebih lanjut, Andi membantah murid tersebut diusir.

Baca Juga: Coba Cermati, Ini 7 Tanda Seseorang Tidak Mau Berteman dengan Kita

 

Ia hanya diminta guru pulang membawa orangtua/wali menghadap.

"Tapi diterjemahkan diusir. Tapi, ngapain juga guru itu minta dia pulang, harusnya biarkan saja dia ikut ujian," kata Asli.

Andi diketahui turut memberikan beasiswa untuk Musdalifah dan anak Siti.

Asli mengatakan, Andi menjamin anak itu sampai SMA.

Selain itu, Andi juga bakal merehab rumah Siti karena dinilai tidak layak.

Tak sampai di situ, Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli juga membantu peralatan sekolah dan ponsel baru untuk Musdalifah.

Ada juga sejumlah uang tunai dari donatur yang diberikan untuk Musdalifah dan keluarga Siti. 

Baca Juga: Heboh Hepatitis Akut Misterius, Apakah Anak Kembali Sekolah Online?

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)