HM Zain sendiri adalah penyuka musik. Ia juga mengoleksi lagu-lagu Umi Kalsum yang populer saat itu.
Awalnya anggota Nasida Ria hanya sembilan orang yang semunya adalah perempuan.
"Pagi masak, lalu mengaji. Setelah waktu luang baru latihan. Waktu itu masih polos umur 15 tahun. Niat awal mengaji, karena bapak kreatif luar biasa."
"Dia mencari bibit-bibit yang bersuara bagus. Awalnya personel sembilan orang sesuai jumlah huruf Nasida Ria," kata pembetot bass gitar di Nasida Ria.
Hal senada juga disampaikan Afuwah, personel generasi kedua.
"Pak Zain mengajar tilawah di Gunungpati, saya muridnya. Banyak belajar tentang agama. Kalau ingin gabung Nasida Ria, mendaftar di Kauman. Alhamdulillah diterima," imbuh Afuwah.
Kala itu, mereka memainkan lagu bahasa Arab dengan iringan rebana. Lalu mereka memainkan alat musik keyborad dan gitar setelah mendapatkan alat hibah.
Baca Juga: Arsy Akan Tampil di Ajang Menyanyi Bertaraf Internasional, Ashanty: Dia Lagi Deg-degan
Zain pun mengembangkan kelompok tersebut hingga anggotanya bisa bermain drum, kendang, seruling, biola dan tamborin.
Namun dengan jalannya wkatu, drum tidak dimainkan dan diganti dengan biola yang menjadi ciri khas Nasida Ria.
"Dulu alat musik semua dipegang. Semua mulai dari nol, kita dipanggilkan guru. Kemudian berkembang dikasih not balok, bisa dan latihan sendiri. 40 tahun saya nge-bass gitar," kenang Rien, satu-satunya personel generasi pertama yang masih bertahan.
Sementara itu dikutip dari jurnal Buku Biografi Visul Grup Kasidah Modern Nasida Ria, dijelaskan album pertama Nasida Ria bernama Alabaladil Mahbub dikeluarkan tahun 1978.