Kisah Inspiratif Perempuan yang Sukses di Bidang Teknologi, Patahkan Stereotip dan Enggan Dipandang Sebelah Mata

By Siti Sarah Nurhayati, Rabu, 3 Agustus 2022 | 13:59 WIB
Acara Vokasiland 2022. (DOK. ISTIMEWA)

NOVA.id – Bidang teknologi seringkali diartikan sebagai bidang yang "dihuni" dan dipenuhi oleh laki-laki. Padahal, bidang satu ini bisa dilakukan dan diperjuangkan oleh siapa saja. 

Salah satunya oleh Rahma Agustina yang merupakan alumni SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus jurusan Rekayasa Perangkat Lunak.

Saat ini perempuan yang berhasil mematahkan stigma tersebut mulai berkarier sebagai iOS Developer di sebuah perusahaan software terkemuka di Indonesia berkat semangat juang tak bisa.

“Ketika saya masuk SMK RUS, di jurusan itu perempuannya cuma delapan orang dari total 25 siswa. Ini tantangan tersendiri karena sebagai wanita saya tidak ingin dipandang sebelah mata saat belajar,” kisahnya dalam talkshow bertajuk “Cerita Vokasi” di ajang Vokasiland 2022 yang diselenggarakan dalam menyambut peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2022, di Surabaya, Minggu (31/7). 

Bayangkan saja, diceritakan dara berusia 20 tahun ini, saat perempuan lain di kampungnya yakni wilayah Kudus, rata-rata dituntut untuk lekas menikah selepas lulus sekolah, ia justru dengan berani maju demi masa depan yang dia damba.

“Tidak banyak perempuan khususnya dari daerah saya yang memiliki kesempatan yang sama. Rata-rata dituntut orangtuanya untuk lekas nikah selepas lulus sekolah.”

“Menurut saya, tidak boleh lagi ada pemikiran seperti itu khususnya orangtua. Sebagai perempuan kita harus mandiri dan independen,” katanya.

Pemikiran ini yang membawa lulusan sekolah menengah kejuruan binaan Djarum Foundation ini pada akhirnya tekun belajar sehingga menuai prestasi yang cemerlang. Ia tak menyia-nyiakan proses belajar yang menyenangkan di masa remaja demi menggali potensi dan passion yang ada dalam dirinya,

“SMK RUS ini pembelajarannya sangat menyenangkan selain karena didukung dengan tools, sumber daya, device berteknologi tinggi, saya juga diberi banyak kesempatan untuk diskusi dengan guru atau mentor sehingga ketika ada kesulitan dalam belajar, saya bisa menemukan solusi yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman saya. Pada akhirnya, inilah yang membuat saya yakin telah menemukan bakat saya di bidang ini,” Rahma menjelaskan.

Baca Juga: Pengabdi Setan 2: Communion Gunakan Teknologi IMAX yang Bikin Detail Film akan Semakin Nyata

 

Kini, di usia yang terbilang muda, Rahma tergabung dalam tim software engineering yang pekerjaan sehari-harinya menciptakan aplikasi digital.

Meski berstatus lulusan SMK, berkat berbagai pengalaman yang ia lewati semasa duduk di sekolah vokasi tersebut, pendapatan Rahma justru menyaingi pekerja bertitel sarjana.

Marissa Anita, host gelar wicara yang juga lulusan sekolah vokasi jurusan pariwisata menuturkan bahwa Rahma menjadi secuplik kisah perempuan yang berjuang melawan stereotipe dan membuktikan bahwa kaum hawa harus memiliki kesempatan yang sama dalam menggapai impian, khususnya di dunia kerja.

“Tak hanya di Indonesia, di luar negeri pun rasio perempuan di dunia IT itu masih sangat sedikit. Semoga dengan adanya Rahma yang berjuang untuk berkarier di dunia teknologi ini menjadi inspirasi bagi para perempuan mematahkan anggapan bahwa ini bukan bidang mereka dan pada akhirnya sukses menjadi pekerja IT di Indonesia bahkan dunia,” kelas Marissa.

Selain memandu acara, jurnalis yang juga berkecimpung di dunia seni peran ini juga sempat berkeliling area Vokasiland 2022 dan menyaksikan secara langsung pameran karya dan kreasi siswa vokasi.

Marissa mengapresiasi program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi RI Nadiem Makarim yang membuat peserta didik lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar.

“Aku sangat suka dengan program Merdeka Belajar yang digagas Mas Menteri Nadiem Makarim. Ini beda dengan sistem pendidikan di tahun 80-90an ketika saya sekolah. Dulu siswa hanya mendengarkan, menghafal saja, yang pada akhirnya tidak menghasilkan prestasi.”

“Sementara bila saya perhatikan program Merdeka Belajar ini mendorong siswa mencari apa passion-nya, berani menghadapi tantangan dan itu yang kita inginkan yakni melahirkan manusia-manusia berpikir dan kreatif yang terus maju menyelesaikan permasalahan,” tutup Marissa.

Senada dengan Marissa, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Galuh Paskamagma yang juga hadir di momen tersebut mengatakan kesuksesan Rahma tak lepas dari penerapan metode Merdeka Belajar yang membuat para siswa bisa semakin eksploratif dalam mempelajari bidang studi yang mereka minati selama di duduk bangku sekolah.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)