Kemudian, tahun 1901, putra ketiga Ratu Victoria yaitu Pangeran Arthur dan Putri Louise Margareth pindah ke Clarence House setelah mendekorasi beberapa bagian.
Usai Putri Louis Margareth meninggal, Clarence House sempat menjadi markas bagi Organisasi Perang Palang Merah Inggris dan Ordo St John Jerussalem saat Perang Dunia II pada Tahun 1942.
Lima tahun setelahnya, Clarence House ditempati oleh Ratu Elizabeth II bersama Pangeran Philip.
Untuk interior, mereka tak banyak mendekorasinya. Mereka hanya menata rumahnya dengan sederhana dengan dekorasi elegan.
Kemudian, mereka memodernisasi Clarence House dengan tambahan aliran listrik, bagian pemanas, serta air panas termutakhir.
Dua tahun usai Perang Dunia II, Pangeran Philip merenovasi dan menambah estetika sederhana di Clarence House.
Setelah lima tahun menempati kediaman itu, kedua pasangan ini pindah ke Istana Buckingham setelah Ratu Elizabeth II meneruskan kekuasaan ayahnya.
Sehingga, Clarence House ditempati oleh Ibu Suri dan adik Ratu Elizabeth II, Putri Margareth secara bergantian.
Ibu Suri merenovasi beberapa bagian dan menambah estetika Clarence House dengan dipasang beberapa lukisan karyanya serta beberapa porselen dari Chelsea.
"Hari ini, masih menghormati cita rasa Ratu Elizabeth sang Ibu Suri, khususnya di Ruang Pagi, di mana Anda bisa melihat porselen daru Chelsea dan koleksi lukisannya," tutur Senior Curator of Decorative Arts for Royal Collection Trust Kathryn Jones.
Ibu Suri menempati Clarence House selama 50 tahun dan menjadi tempat terakhir bagi dia untuk menghabiskan sisa hidupnya.
Setahun setelah kematian Ibu Suri atau tepatnya Tahun 2003, Pangeran Charles dan Camilla meneruskan warisan turun-temurun yang pertama kali ditempati oleh Raja William IV hingga saat ini.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejarah Clarence House, Saksi Cinta Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip