Netizen ramai-ramai setuju jika kebijakan konversi ke kompor induksi bisa menimbulkan masalah baru jika tidak dikaji dengan baik.
"Mulan Jameela benar. Kompor induksi butuh alat masak khusus dan alasnya datar (bukan wajan cekung khas Asia), lebih lama panas dan biaya listriknya gak becanda. Yg sok mencela di reply ini malah ketauan gak pernah punya kompor induksi," tulis akun @lyndaibrah**.
"Kali ini saya setuju sama Mulan Jameela. Alm. emak pernah saya beliin kompor induksi. Beberapa peralatan masak pun saya paksa ganti. Hasilnya? Ga sampe 1 bln balik lagi pake gas. Jawaban emak cuma 1: Masakan gue jadi kagak enak pake kompor dari lu," tulis akun @mpok_han**.
Selain itu, sejarawan kuliner, Wira Hardiyansyah mengatakan bahwa memasak dengan kompor listrik membutuhkan proses yang jauh lebih lama bahkan hingga dua kali lipat dari waktu yang dibutuhkan dengan kompor biasa.
Dikutip dari Kompas.com, Proses memasak rendang yang, misalnya, perlu waktu empat jam bisa menjadi delapan jam dengan metode ini.
Ia menjelaskan memasak dengan kompor listrik memang akan memakan waktu lebih lama karena memerlukan watt yang tinggi untuk mengubah unsur listrik ke panas.
"Kalau di tanya jadi atau tidak suatu masakan pasti akan jadi...tapi tidak semaksimal menggunakan api," terang travelling chef ini.
Pasalnya, ada menu yang membutuhkan tektur maupun aroma tertentu, sebagai ciri khasnya, yang hanya bisa didapatkan dari proses memasak menggunakan api.
Hal ini pula yang perlu dipertimbangkan ketika ingin memasak menu seperti rendang dengan kompor ini.
Oleh sebab itu, ia menyarankan hanya menggunakan kompor elektrik untuk menghangatkan saja, baik untuk menu Indonesia maupun Western.
"Contohnya pepes atau sup, kan itu juga menu Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Pemerintah Ingin Konversi Kompor Listrik, Bakal Lebih Hemat atau Tambah Boros?