Lindungi Kulit dari Risiko Kanker, Sunscreen Ini Hadir Mampu Kurangi Paparan Tiga Sumber Berbahaya

By Widyastuti, Jumat, 7 Oktober 2022 | 20:02 WIB
Ilustrasi cara mencegah kulit dari risiko kanker (Atstock Productions)

NOVA.id - Mayoritas perempuan di Indonesia telah menyadari betapa pentingnya proteksi kulit agar terhindar dari dampak buruk paparan sinar matahari, polusi dan debu, apalagi bagi mereka yang tinggal di perkotaan.

Bila menelisik data dari iqair.com, PM2.5 di Indonesia 6.9 lebih tinggi dari standar yang ditetapkan WHO (2021). PM2.5 sendiri adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer).

Secara sederhana, PM2.5 adalah polusi udara dengan partikel yang sangat kecil yang terbentuk dari pembakaran dari mesin kendaraan bermotor, asap rokok, kompor perapian rumah tangga, proses industri, pembakaran pembangkit listrik, bahkan api unggun serta asap dari kembang api.

“Apa dampaknya bagi kulit? Tentunya dengan partikel yang sangat kecil ini PM2.5 dapat masuk ke pori-pori kulit sehingga mengganggu skin barrier.

Bila skin barrier terganggu maka akan memicu kerusakan pada kulit serta munculah jerawat, kulit kering, dan lain sebagainya,” jelas CEO Westcare Ardy Setiady.

Ia pun menjelaskan bahaya paparan sinar UV dapat menyebabkan terbentuknya flek hitam karena sinar matahari memicu produksi melanin yang berlebih.

Tidak hanya itu, sinar UV juga mendorong pembentukan radikal bebas yang berkontribusi terhadap terbentuknya kerutan halus bahkan kanker kulit.

Sementara itu, bila melansir pub.med.com, 95% gejala penuaan dini berasal dari paparan sinar UV, baik UVA maupun UVB.Tidak hanya itu, bagi perempuan modern yang kesehariannya berada di depan layar (komputer, telepon genggam, televisi) tentunya tidak dapat terhindar dari paparan sinar UV dan juga Blue Light.

Penelitian dari IDN Research Institute mengatakan bahwa 79% millennials mengecek telepon genggamnya sesaat setelah bangun tidur.

Sementara terdapat data lain dari Comparitech yang mengatakan Indonesia menempati peringkat ke-10 dari 44 negara dengan rata-rata penggunaan layar tertinggi dalam satu hari yaitu 8,37 jam per hari.

Blue Light sendiri mempunyai kemampuan untuk menembus kulit dibandingkan dengan sinar UVA maupun UVB. Paparan blue light juga memiliki dampak buruk bagi kulit.

Baca Juga: Potret Mikha Tambayong dan Deva Mahenra di Busan International Film Festival, Curi Perhatian!