NOVA.id - Tahun 2023 mendatang dunia diperkirakan akan mengalami resesi ekonomi.
Seperti diberitakan NOVA, Rabu (05/10), resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.
Selama resesi, pertumbuhan ekonomi akan melambat dan memiliki efek negatif pada hajat hidup banyak orang.
Lantas apa yang harus dilakukan saat resesi?
Simak tips keuangan ini agar Sahabat NOVA Pintar Atur Uang:
Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi dari UGM, I Wayan Nuka Lantara mengimbau masyarakat untuk tetap tenang sembari melakukan revisi pada rencana keuangan yang sebelumnya sudah dibuat.
Menurut dia, upaya penyiapan dana darurat penting dilakukan, tapi perlu juga dibarengi upaya pada dua hal lainnya.
Pertama, berupaya untuk mencari alternatif tambahan penghasilan selain dari gaji tetap.
Misalnya, memanfaatkan hobi kita untuk bisnis, berjualan online, dan tetaplah rutin berinvestasi. Kedua, lakukan identifikasi ulang pada pos-pos pengeluaran.
Di saat yang sama sembari mencari celah untuk melakukan penghematan pada pos-pos pengeluaran yang kurang penting atau yang bisa ditunda.
Baca Juga: Cara Hitung Modal Nikah dengan Mudah dan Bijak, yuk Pintar Atur Uang!
Saat disinggung apakah masih aman melakukan investasi di tengah situasi yang serba tak menentu.
Menurutnya, investasi selama ini terbukti menjadi cara yang efektif untuk melawan dampak negatif inflasi.
Pilihan investasi yang cocok untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi global adalah menggeser bobot dana investasi kita lebih banyak pada aset investasi yang tergolong aman (safe haven).
Dia mencontohkan, jenis investasi yang aman dilakukan antara lain deposito, emas, surat berharga yang diterbitkan oleh negara.
Jika ingin melakukan investasi di saham, dia menyarankan sebaiknya invetasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor industri yang defensif, tetap bisa bertahan meskipun ada krisis.
"Misalnya saham perusahaan yang bergerak di industri consumer goods, kesehatan, bank, energi dan utilitas," jelasnya, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: 4 Tips Pintar Atur Uang Agar Finansial Keluarga Tetap Sehat Untuk Jangka Panjang
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)