Ki Joko Bodo Meninggal Dunia, Sang Anak Ungkap Jika Ayahnya Punya Riwayat Hipertensi

By Alsabrina, Selasa, 22 November 2022 | 18:29 WIB
Ki Joko Bodo (kolase)

NOVA.id - Ki Joko Bodo dikabarkan meninggal dunia hari ini, Selasa, 22 November 2022.

Pria bernama asli Agus Yulianto itu meninggal dunia di usia 57 tahun.

Anak Ki Joko Bodo, Ayda Prasasti mengungkapkan jika ayahnya memang memiliki riwayat penyakit darah tinggi atau hipertensi.

“Ayahku emang punya riwayat sakit darah tinggi," ucap Ayda Prasasti melalui sambungan telepon.

Bahkan, Ayda menyebut jika sang ayah akan melakukan kontrol rutin di rumah sakit pada Kamis (24/11/22) mendatang.

"Ayahku memang ada jadwal kontrol di hari Kamis, tapi sudah pergi duluan," tutur Ayda.

Namun, Tuhan berkehendak lain. Ki Joko Bodo meninggal dunia pada sekitar pukul 09.57 WIB.

Ayda mengatakan bahwa bukan darah tinggi yang merenggut nyawa ayahnya.

Ayda menyebut jika ini sudah ketetapan-Nya.

"Sudah waktunya saja (meninggal dunia). Sudah takdir," kata Ayda.

Namun, Ayda tak mengetahui sejak kapan Ki Joko Bodo memiliki penyakit darah tinggi.

Baca Juga: Ki Joko Bodo Meninggal Dunia, Sang Anak Beberkan Kejadian: Lagi Duduk Habis Mandi

Ayda juga mengatakan bahwa saat sang ayah menghembuskan nafas, ia dalam keadaan baik-baik saja.

“Aku enggak tahu (sejak kapan sakit darah tinggi). Ayahku enggak apa-apa, dia emang punya riwayat darah tinggi tapi enggak apa-apa,” tutur Ayda.

Seperti yang kita ketahui, Ki Joko Bodo terkenal sebagai paranormal nyentrik dengan penampilannya yang serba hitam.

Ki Joko Bodo kemudian meninggalkan dunia paranormal setelah melakukan umrah.

Di Tanah Suci, Ki Joko Bodo mengaku merasakan getaran yang sangat kuat saat sedang melakukan sujud.

Ia merasa tubuhnya tersengat listrik.

Karena pengalaman tersebut, Ki Joko Bodo memutuskan untuk hijrah.

Ia kemudian mengubah penampilannya, yakni memangkas rambut gondrongnya dan mencukur habis kumis dan jenggotnya.

Ki Joko Bodo juga mengatakan bahwa dirinya kini lebih tekun beribadah. Ia bahkan memutuskan mewakafkan satu di antara sekian rumahnya untuk dijadikan masjid.

Ia mengaku hal tersebut dilakukan semata-mata sebagai wujud pengabdiannya untuk masyarakat.

"Kalau zaman dulu kan banyak kepentingan pribadinya. Saat-saat ini kita mengabdi untuk masyarakat," ujarnya. (*)