Iroh pun saat itu langsung menjalankan salat sunat di rumahnya.
Hingga akhirnya ada teman Alprih yang datang kembali ke rumah memberikan kabar kepada Iroh.
"Saya salat sunat saja di rumah, namun setelah 6 rakaat saya terus tidak konsen, buyar saja pikirkan ibu, terus ada lagi teman Alprih yang ke rumah nyuruh bawa KTP ke rumah sakit, saya langsung datang aja sama si bapak ke Bunut," katanya.
Setelah ibunya tiba di rumah sakit, saat itu Alprih sedang ditangani petugas kesehatan dengan cara dipompa jantungnya.
"Jantungnya katanya melemah, saya samperin anak saya itu saya bisikin ke telinganya supaya kuat, Allahu, Allahu, namun habis itu matanya langsung tertutup dan kata petugas jantungnya sudah berhenti," ungkapnya.
Iroh tidak menyangka, anaknya meninggal dunia dalam hobinya itu, yakni pencinta hewan jenis ular.
Karakter Berbeda Usai Tangkap Kobra Putih
Ia mengatakan sejak 2014 Alprih gabung dengan panji petualang.
"Dari SMP juga Alprih itu suka ngumpetin ular di kantong bajunya, pernah dulu pas SMP saya dipanggil gurunya karena Alprih membawa ular ke sekolahan, kalau sama Panji Petualang itu dari awal sejak panji tinggal di Cianjur 2014," jelasnya.
Setelah meninggalnya Alprih, Iroh pun mengingat ada karakter berbeda dari biasanya semenjak tiga bulan ke belakang.
Saat itu, kata Iroh, Alprih berhasil menangkap ular kobra putih.
"Ya tiga bulan yang lalu ia ada karakter berbeda, usai menangkap ular kobra putih di wilayah Jampang. Nah tiba-tiba ia mandiri dan rajin, termasuk ibadahnya," ungkap Iroh.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Detik-detik Alprih Priyono, Eks Asisten Panji Petualang Meninggal Dunia Dipatuk Anak Ular King Kobra