Masih Didominasi Laki-Laki, Perempuan di Bidang STEM di Dunia Kurang Dari 30 Persen!

By Siti Sarah Nurhayati, Senin, 2 Januari 2023 | 20:03 WIB
Nestle Indonesia memberikan dukungan untuk perempuan sama-sama berkembang di bidang STEM. (DOK. Nestle Indonesia )

NOVA.id - Bidang STEM (Science, Technology, Engineering and Math) dikenal sebagai bidang yang banyak diisi oleh laki-laki. 

Bahkan, menurut data UNESCO, selama bertahun-tahun perempuan dan anak perempuan tidak berpartisipasi dalam bidang sains sebanyak rekan laki-laki mereka.

Angkanya saja terhitung kurang dari 30 persen saja perempuan yang menjadi peneliti STEM di dunia. 

Melihat hal ini, dalam rangka memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember lalu, Nestlé Indonesia kembali menguatkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk seluruh karyawannya, tidak terlepas mereka yang merupakan ibu atau calon ibu.

Sejalan dengan tema yang diusung pada peringatan Hari Ibu ke-94, yaitu “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”, Nestlé menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan gender. 

Pihaknya juga percaya bahwa latar belakang gender tidak dapat membatasi seorang individu dalam berkarya dan berkarir, termasuk mendorong karyawan perempuannya untuk berkarya di bidang STEM. 

Bahkan, di Nestlé, perempuan memegang 43,9 persen posisi manajerial perusahaan dengan jumlah yang besar pada posisi operasional. Angka ini juga terus bertumbuh setiap tahunnya.

Lantas, menyadari kurangnya perwakilan perempuan dalam bidang sains, Nestlé terus mendukung perempuan untuk membuka potensi mereka dalam bidang STEM, termasuk dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional masing-masing individu.

Sehingga generasi perempuan maupun anak perempuan di masa depan dapat terinspirasi untuk mengejar mimpi dalam berbagai bidang, tanpa harus merasa dibatasi karena status gender.

Baca Juga: Ajak Anak Aktif Belajar, Nestlé Milo Donasikan 1.000 Sepatu ke Berbagai Sekolah di Indonesia  

"Kami percaya bahwa keberagaman dalam lingkungan kerja akan menciptakan berbagai ide, pandangan, dan inovasi yang bermanfaat untuk banyak pihak. Sains merupakan salah satu bidang yang dapat melahirkan berbagai solusi," kata Presiden Direktur Nestlé Indonesia, Ganesan Ampalavanar melalui rilis yang NOVA terima.

Di sisi lain, Factory Manager Nestlé Vietnam, Imelda Mayasari membagikan pengalamannya sebagai insinyur perempuan pertama di Nestlé Indonesia yang ditugaskan untuk melakukan misi di Vietnam.

Sebelum sampai di Vietnam, Imelda bekerja selama 18 tahun di Pabrik Nestlé Kejayan, “Saya menjalankan tiga peran dalam kehidupan, yaitu sebagai insinyur, ibu, dan istri."

Katanya kondisi tersebut cukup menantang baginya tapi sekaligus mengajarkan Imelda cara untuk membuat skala prioritas yang tepat.

"Terkadang ada beberapa pekerjaan maupun kondisi yang harus saya utamakan, dan pembagian waktu ini tidak selalu harus rata jumlahnya. Untuk sampai di titik profesi saat ini, saya percaya dibutuhkan fleksibilitas dari keluarga, atasan/rekan kerja, serta lingkungan di sekitar saya," jelasnya. 

Kini Imelda mengaku sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari perusahaan yang ramah terhadap Ibu bekerja, serta mendukung perempuan untuk maju dan membuka potensinya di bidang STEM.

Selain itu, Imelda turut menyampaikan pandangannya terhadap anggapan bahwa bekerja di bidang teknik atau mesin tidak aman untuk perempuan.

“Secara khusus menurut saya, bekerja di pabrik bukanlah hal yang menakutkan untuk perempuan. Saya melihat bagaimana Nestlé Indonesia menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang sudah user-friendly dan ramah untuk perempuan, terutama Ibu bekerja."

"Salah satunya melalui pengadaan ruang menyusui di pabrik-pabrik Nestlé Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga: Puncak Hari Anak Nasional 2022, Nestlé Indonesia Dukung Anak-Anak Bahagia dan Sehat di Masa Mendatang

 

Imelda juga mengakui bagaimana dirinya merasa banyak terekspos terhadap kesempatan mentoring, workshop, atau pelatihan berstandar internasional selama berkarir dalam bidang teknik/mesin.

Hal ini turut mendorongnya untuk terus berkembang dan melanjutkan perjalanan karirnya tanpa harus menghadapi diskriminasi gender.

Lebih lanjut, dalam mendukung orang tua bekerja, Nestlé secara global mengeluarkan kebijakan Global Parental Support Policy yang merupakan kebijakan cuti melahirkan bagi Ibu dan Ayah.

Nestlé Indonesia juga turut mengadopsi kebijakan tersebut, di mana Ibu berhak untuk cuti dan dapat diperpanjang hingga 30 minggu atau 7.5 bulan, sehingga Ibu mendapatkan waktu berkualitas, memperkuat ikatan mereka dengan bayi yang baru lahir, dan memberi dukungan yang maksimal bagi tumbuh kembang anak mereka.

Sedangkan untuk karyawan laki-laki turut mendapatkan paternity leave sebanyak 20 hari atau 4 minggu. Selama periode cuti tersebut gaji tetap dibayarkan penuh oleh perusahaan. 

Selain kebijakan maternity dan paternity leave untuk mendukung ibu bekerja, Nestlé Indonesia juga telah menginisiasi berbagai program yakni, Penyediaan fasilitas ruang menyusui yang tersedia di seluruh kantor dan pabrik Nestlé di Indonesia.

Ada pula program kesehatan dan keafiatan yang terdiri atas fasilitas kesehatan perusahaan, flexible working arrangement, dan Employees Assistance Program (EAP) untuk mendukung kesehatan mental dan Pop-Up Day Care yang diinisiasi sejak 2017 untuk membantu orang tua pada masa libur sekolah, natal, maupun lebaran. 

Serta berbagai kampanye yang menyoroti dukungan serta pemberdayaan para Ibu di Indonesia melalui melalui merek – merek ternama Nestlé Indonesia. (*)